Hal ini akan membuat kampas kopling cepat habis karena kampas kopling berputar terus saat gas ditarik.
4. Menarik tuas rem belakang saat jalanan menurun
Sebaiknya, prioritaskan penggunaan rem depan terlebih dahulu ketika melewati jalanan turunan.
Penggunan rem dapat dapat menahan daya dorong motor yang lebih besar ke depan saat jalan menurun.
Kemudian, ikuti dengan penggunaan rem belakang agar motor tetap seimbang.
5. Tidak teratur ganti oli gardan, busi, dan filter udara
Penggantian oli mesin, oli transmirsi, busi, dan filter udara sebaiknya rutin dilakukan.
Oli transmisi sebaiknya diganti setiap jarak tempuh kelipatan 8.000 km.
Oli transmisi berfungsi untuk melindungi gesekan serta menjaga kinerja komponen pada transmisi.
Sedangkan busi dan filter berfungsi untuk menjaga tarikan gas tetap ringan.
6. Tidak rutin mengganti CVT
Salah satu kuncian performa skutik adalah “kesehatan” CVT (Continous Variable Transmission).
Jika “sakit” maka transfer tenaga ke roda semakin tidak maksimal, padahal dalam kondisi sehat pun potensi slip sudah besar.
Efeknya selain performa jadi loyo, konsumsi bensin juga makin boros. Untuk mencegah hal tersebut, maka perawatan berkala CVT wajib dilakukan.
Jika dilihat di buku pedoman reparasi, skutik Honda seperti BeAT FI disarankan melakukan pemeriksaan tiap 8.000 km.
Sedangkan penggantian v-belt dilakukan setiap 24.000 km.
Sementara di Yamaha mulai dilakukan pemeriksaan CVT di 7.000 km dan kemudian setiap 3.000 km.
Filter CVT juga wajib diperiksa dan dibersihkan, termasuk juga slang pengontrol CVT. (*)
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |