Antisipasi itu meluputi pemberian health alert card, edukasi dan informasi kepada masyarakat, hingga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan infeksi emerging.
Selain itu, Kemenkes bekerja sama lintas-sektor serta memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak kesehatan akibat virus tersebut.
"Saya kan sudah utarakan di media massa berlakulah hidup sehat, kalau batuk ya ditutup, kalau sedang flu ya pakai masker, jangan sampai menulari temannya," kata dia.
Terawan mengingatkan, bila nantinya didapati warga yang memiliki gejala seperti terkena paparan virus tersebut, diharapkan agar proses diagnosa dilakukan secara detail dan lengkap.
Mengonfirmasi riwayat perjalanan serta interaksi kepada pasien yang terjangkit harus dilakukan secara detail guna memastikan apakah pasien itu benar-benar terjangkit virus tersebut atau tidak.
Langkah ini penting agar nantinya justru tidak menimbulkan kesalahan diagnosis yang akan berujung pada kesalahan pada penyebaran informasi kepada masyarakat.
Sebab, dampak yang timbul dari penyakit ini tak hanya semata-mata pada aspek kesehatan semata, tetapi juga dapat berdampak pada aspek perekonomian negara.
"Diwaspadai nomor satu adalah riwayat perjalanannya, itu sangat penting, atau kontak dengan siapa, itulah yang harus kita tahu," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien yang Diisolasi di RSPI Sulianti Saroso Negatif Virus Corona"
(*)
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |