Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Polres Metro Jakarta Selatan berhasil mengungkap kasus perdagangan anak di sebuah apartemen di Kalibata City.
Enam orang tersangka berhasil diamankan pihak kepolisian, yaitu JF (29), AS (17), NA (15), MTG (16), ZMR (16), NF (19).
Sebenarnya, AS dan NA marupakan tersangka sekaligus korban dari perdagangan anak.
Kemudian, AS, NA dan beberapa tersangka lainnya melakukan penyiksaan fisik kepada korban lainnya yaitu JO (15).
Ketiga korban tersebut dijual dengan tarif ratusan ribu melalui media sosial Michat.
"Berdasarkan keterangan korban dan pelaku, Rp 350.000 sampai Rp 900.000.”
Baca Juga: Kerap Serasi Setiap Tampil, Brisia Jodie dan Arsy Widianto Bicara Soal Gimmick
“Dari jumlah tersebut mereka disetorkan pelaku Rp 100.000, Rp 50.000 joki, untuk bayar sewa apartement per hari Rp 350.000.”
“Dibayar secara patungan, korban dipaksa minimal 4 pria tiap hari," ungkap Bastoni Purnomo.
Semua tersangka sekaligus korban tinggal dalam satu apartement di kawasan Kalibata City.
Para korban dan tersangka di bawah umur tersebut tidak melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya.
"Mereka rata-rata putus sekolah karena faktor ekonomi, mereka bosen, lari dari orangtua," ungkap Bastoni Purnomo.
Kini, ketiga korban tengah menjalani pengobatam secara mental.
"Saat ini korban dalam proses pengobatan atau pendampingan psikologi untuk trauma healing dan untuk perbaiki kesehatan dan kondisi jiwa," ungkap Bastoni Purnomo.
Kasus ini bermula dari laporan anak hilang di Depok berinisial AS, yang merupakan korban sekaligus tersangka.
Seperti yang diketahui, AS merupakan kekasih dari tersangka JF dan tinggal bersama dalam satu apartemen yang dihuni tersangka lainnya.
Baca Juga: Putus Setelah 4 Tahun Pacaran dengan Cassandra Lee, Randy Martin: Masih Baik-baik Aja Kok!
Keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri dan kemudian AS dijual oleh kekasih serta tersangka lainnya, yaitu NF, ZMR dan MTG.
Kemudian, tersangka berhasil mendapatkan korban lainnya yaitu JO (15) dan NA dengan cara diiming-imingi pekerjaan dengan gaji yang besar.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Okki Margaretha |