Beberapa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah PH untuk mengurangi kesengsaraan keuangan negara itu termasuk meninjau proyek-proyek besar dan kesepakatan masa lalu yang dilakukan oleh pemerintah Barisan Nasional, mengejar dana yang diduga dicuri oleh 1Malaysia Development Berhad dan mendeklarasikan perang habis-habisan melawan korupsi.
PM Mahathir pernah meminta rakyatnya untuk patungan demi membayar utang negara yang bernilai fantastis ini.
Mahathir Mohamad membuat pernyataan dirinya sebagai kepala negara akan membuka rekening donasi Tabungan Harapan Malaysia atau Hope Fund.
Pernyataan itu disampaikan oleh Mahathir saat konferensi pers sesudah rapat kabinet mingguan yang dilaksanakan pertengahan tahun 2018 lalu.
Mahathir membuka rekening donasi tersebut karena terinspirasi dari salah satu warga Malaysia yang berbuat serupa, Nik Shazarina Bakti dengan nama donasi Please Help Malaysia.
Please Help Malaysia bentukan Nik Shazarina di situs GoGetFunding sejak pekan lalu telah mengumpulkan dana Rp 48,8 juta.
Dilansir dari Tribun Kaltim, donasi itu resmi ditutup pada 14 Januari lalu, dengan jumlah donasi 202.716.775,10 ringgit atau Rp695,4 miliar.
Pada bulan April, perdana menteri mengatakan utang nasional turun menjadi RM686 miliar (setara Rp2350 triliun).
Ini adalah tingkat yang dianggap masih dapat dikelola, tetapi pemerintah masih mempertimbangkan untuk menjual beberapa aset untuk memangkas defisit lebih lanjut, ia menambahkan.
Dr Mahathir, yang berusia 94 tahun pada Rabu, menjelaskan bahwa dasar-dasar rencana pemulihan keuangan Malaysia telah diletakkan.
"Saya pikir bahwa selama tiga tahun ke depan, masalah kita akan berkurang tetapi tidak sampai tingkat pemulihan dengan mudah," tambahnya.
"Diperlukan waktu antara 10 dan 15 tahun bagi kita untuk pulih menjadi Harimau Asia." (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul “Mahathir Klaim Kini Malaysia Sudah Keluar dari Tekanan Utang, Ini Strategi-strategi Kunci yang Dianggap Sebagai Penyebabnya”
Source | : | intisari online. |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |