"Kemudian diolah tanggal 2 Februari, saya kukus selama lima jam karena ada pesanan untuk orang hajatan 40 butir," terangnya.
Sementara itu menurut Kepala Desa Karangklasem, Subagyo juga mengungkapkan apabila telur buatan Kumaroh bisa mantul ketika dilempar dan memiliki berbagai macam warna coklat.
"Setelah dimasak, ada yang berwarna cokelat muda, ada yang cokelat tua. Setelah dibuka seperti jel, kenyal. Apakah itu telur bikinan atau asli, tapi kalau dilempar kaya bola cenil, mantul-mantul," ujar Subagyo.
Menurut Subagyo telur asin buatan Kumaroh juga memiliki rasa yang getir.
Atas kejadian tersebut akhirnya Subagyo melaporkan temuan tersebut pada pihak terkait.
"Atas laporan dari warga, kami laporkan temuan tersebut kepada pihak terkait. Sampel sudah diambil petugas dari puskesmas untuk dicek di laboratorium," ujar Subagyo.
Sementara itu melansir dari Tribunnews, Kapolsek Pakuncen AKP Sausanto masih menunggu hasil laboratorium untuk memasitikan kondisi telur asin buatan Kumaroh.
Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banyumas Winanto mengatakan, perlu pengujian lebih lanjut untuk memastikan telur tersebut palsu atau bukan.
Winanto akan mengambil sampel untuk dikirim ke Balai Besar POM Semarang untuk melengkapi uji Lab yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
"Diuji formalin dan boraks yaitu bahan tambahan pangan berbahaya, semuanya negatif. Tapi kami lakukan uji tambahan karena persyaratan uji mutu telur asin, misal kadar garam, cemaran mikroba, itu untuk menentukan kualitas telur asin," jelas Winanto.
Untuk memastikan penyebab telur asin berwarna cokelat dan kenyal, Winanto juga menyampaikan bahwa petugas POM akan melihat sarana produksi dan cara pembuatan telur asin.
"Ini belum ada izin edarnya, kami tadi sudah sarankan untuk segera mengajukan ke Dinkes," ujar Winanto.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |