Pasalnya, selama ini Ningsih mengaku kerap menyedekahkan penghasilannya kepada orang yang kurang mampu.
"Nanti saya minta bantuan ulama atau siapa, tak ajak keliling (ulama), tak jak mutus semua yang sedekah-sedekah saya, saya udah nggak bisa lanjut. Karena wong aku dapate (dapatnya) uang dari pasien-pasien itu saya sedekah-sedekahkan, untuk mereka sekolahe, untuk janda-janda tua," ujarnya.
Sementara itu pihak Pemprov Jatim yang baru mengetahui tarif yang dipatok oleh Ningsih mengaku kaget dan langsung mengeluarkan imbauan kepada masyarakat.
Pemprov Jatim mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan gratis, daripada berobat di praktik pengobatan alternatif milik Ningsih.
Imbauan itu dikeluarkan bukan tanpa alasan.
Pemprov Jatim menilai jika biaya pengobatan di tempat Ningsih cukup mahal.
Melansir laman Kompas.com, biaya pengobatan pasien Ningsih cukup beragam, yakni antara Rp 300 ribu hingga Rp 10 juta.
"Kami khawatir nanti malah masyarakat penasaran dan mencoba berobat ke sana, padahal berobat ke Ningsih Tinampi tidak murah," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Herlin Ferliana, saat dikonfirmasi, Sabtu (8/2/2020).
"Lebih baik memanfaatkan layanan kesehatan yang gratis. Uangnya bisa dipakai untuk pendukung pengobatan," tambah dia.
(*)
Betrand Peto Menginjak Usia 20 Tahun, Sarwendah Ungkap Harapannya untuk sang Putra
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |