Grid.ID - Penumpan kapal pesiar Diamond Princess masih bisa menikmati perayaan hari kasih sayang (valentine) meskipun tengah dalam masa karantina akibat wabah virus corona.
Pada Jumat (14/2/2020) awak kapal Diamond Princess telah bekerja keras untuk menghidangkan menu spesial di Hari Valentine di tengah masa karantina karena virus corona.
Melansir The Guardian, mereka menyajikan menu alpukat dan udang cupid dilengkapi anggur California, coq au vin dan makanan kejutan pencuci mulut untuk makan malam.
Baca Juga: WNI dari Wuhan Terbukti Sehat, WHO Puji Indonesia dalam Menangani Wabah Corona
Day 10: And just like that, no more wine. #quarantine #diamondprincess pic.twitter.com/KqL9gCPaR1
— quarantinedondiamondprincess (@quarantinedond1) February 14, 2020
Tetapi, bagi ribuan penumpang yang menjalani masa karantina di dalam kapal karena wabah virus corona, tampaknya tetap tidak bisa menikmati Hari Valentine.
Di masa-masa terakhir isolasi di dermaga Daikoku, Yokohama, selatan Tokyo, beberapa penumpang kapal pesiar mewah yang telah berubah menjadi tempat karantina raksasa tersebut, berusaha untuk mengambil hikmah dari cobaan mereka.
Baca Juga: Beredar Foto Berita Kokain Bisa Sembuhkan Virus Corona, Bagaimana Yang Benar?
Mereka mengunggah foto makanan, bermain sudoku maupun jalan-jalan singkat dan terbatas ke geladak.
Beberapa menghilangkan kebosanan dengan bermain game, makan, menonton film, berlatih tai chi dan online di sosial media.
Mereka juga berbagi pesan saling menyemangati dengan anggota kru yang kelelahan karena berusaha menyediakan makanan dan hiburan selama karantina.
Beberapa dari mereka pun mulai bosan dengan kehidupan dalam kapal yang terombang-ambing.
Seperti yang dikatakan David Abel, seorang penumpang Inggris, pekan lalu, mengatakan berlayar dengan Diamond Princess bukan lagi menjadi liburan tetapi ujian ketahanan fisik maupun mental.
"Bagian tersulit adalah tidak diketahui apa yang akan terjadi dan berusaha tetap sibuk," kata Kent Frasure, seorang Amerika di atas kapal pesiar.
"Kebosanan adalah hal yang nyata, dan semakin sulit untuk dicegah, tapi sejauh ini sangat baik."
Frasure adalah salah satu di antara penumpang yang menghabiskan Hari Valentine sendirian setelah istrinya, Rebecca, dinyatakan positif dan ditempatkan di ruang isolasi di rumah sakit.
Tapi dia membuat rencana setelah masa karantina mereka berakhir.
“Jika kita dipaksa untuk tinggal beberapa hari maka sesuatu seperti pergi ke Tokyo Disneyland mungkin ada di daftar rencana. Begitu kita sampai di rumah, pizza yang enak ada di daftar!” serunya.
Pada hari Jumat (14/2/2020), beberapa penumpang dapat mengirim pesan ke orang-orang terkasih melalui smartphone, hadiah dari pemerintah Jepang.
Ada juga pajangan kasih sayang untuk kru Diamond Princess, yang disambut oleh potongan kertas hati yang menempel di pintu kabin seorang wanita.
"Terima kasih untuk semua kerja kerasmu," tulis pesan tersebut.
Dan pada yang lain: "Terima kasih telah merawat kami," tulis ucapan tersebut.
Di sisi lain, penumpang juga menjalani peran ganda selama masa karantina.
Mereka menjadi staf kabin bagi diri sendiri, mengganti seprai, mencuci pakaian dan membersihkan toilet.
Bantuan sesaat datang tiga kali sehari dengan ketukan di pintu oleh staf yang menggunakan sarung tangan dan masker untuk menyajikan makanan.
Jumlah infeksi
Pada awal pekan lalu, ditemukan sebanyak 10 orang di dalam kapal terinfeksi virus corona.
Hal tersebut menjadi kejutan bagi 2.666 penumpang dan 1.045 kru Diamond Princess.
Pada hari Jumat (14/2/2020), 218 penumpang dan awak telah menunjukkan hasil positif virus corona di antara lebih dari 700 yang telah diuji.
Penumpang dan awak kapal yang tadinya riang, sekarang menjadi tuan rumah bagi satu kelompok kasus virus corona terbesar di luar China.
Lompatan diagnosa positif telah menimbulkan pertanyaan tentang keputusan pemerintah Jepang untuk menjaga semua orang tetap berada di atas kapal.
Ada juga kritik terhadap lambatnya pengujian, meskipun para pejabat mengatakan mereka berharap untuk meningkatkan jumlah tes harian dari 300 menjadi 1.000.
"Di atas kapal, infeksi menjadi sangat padat. Sekarang menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi penyebaran virus dan saya pikir sudah waktunya bagi orang untuk turun," kata Shigeru Omi, Pakar Pencegahan Penyakit Menular dan Mantan Direktur Regional untuk WHO.
"Sepertinya kita melihat versi yang sangat ringkas tentang apa yang bisa terjadi di komunitas lokal," lanjutnya.
Tetapi Jennie Wilson, seorang Profesor Epidemiologi Kesehatan di Universitas London Barat, mengatakan mengisolasi penumpang di kapal tidak jauh berbeda dengan memindahkan mereka ke darat.
"Semakin Anda memindahkan orang, semakin banyak kontak yang mereka miliki dengan orang lain di luar kelompok tersebut maka semakin besar potensi untuk menyebar ke kontak baru," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Penumpang Diamond Princess, Rayakan Valentine di Kapal Berisi Virus Corona"
(*)
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |