Meski lembaga pendidikan telah berupaya mempersiapkan siswa masuk ke dunia kerja, usaha tersebut seolah belum maksimal.
Terlihat dari hasil survei pada 2.442 responden, hanya 1.283 responden yang setuju kalau sekolah dan/atau perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu sudah mempersiapkan mereka masuk ke dunia kerja.
Responden merasa lembaga pendidikan tempat mereka belajar tidak memberikan cukup ilmu untuk terjun ke dunia kerja.
Padahal ada banyak cara yang bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk mempersiapkan siswa sebelum masuk ke dunia kerja, salah satunya melalui berbagai program transisi yang melibatkan industri.
Baca Juga: Ditabrak Mobil, Lee Kwang Soo Dilarikan ke Rumah Sakit hingga Harus Jalani Operasi!
Hal ini terlihat dari remaja yang percaya diri mendapat pekerjaan layak di masa depan, 89% di antaranya ternyata pernah melakukan kegiatan transisi seperti magang.
Manfaat magang untuk mendapat keterampilan dan menunjang karier di masa depan dirasakan betul oleh 92% remaja.
Besarnya manfaat magang membuat sebanyak 97,9% remaja responden survei ingin melakukan magang jika ada kesempatan.
Selain pemagangan, seminar bersama industri dan kunjungan industri dapat membuat siswa lebih mengenal kondisi dunia kerja terkini.
“Lembaga pendidikan harus tahu apa yang dibutuhkan industri."
"Kalau mencetak sesuatu, harus ada user-nya. Tanya kebutuhan user, kompetensi apa yang mereka butuhkan. Jangan buat siswa belajar kompetensi yang tidak dibutuhkan perusahaan," kata Lispiyatmini, Kepala Bagian GA & HR PT. Jotun Indonesia dan Kepala Sekolah SMK Mitra Industri 2100, Bekasi
Agar semakin memuluskan transisi remaja dari sekolah ke dunia kerja, sekolah memang harus menjalin kerja sama dengan industri.
Penulis | : | None |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |