Sebagai kepala perawat di ICU, ia harus mengambil tanggung jawab keseluruhan untuk pengawasan aspek administrasi dan klinis di unitnya setiap hari.
Mulai dari mendekati pasien dan keluarga mereka hingga berkomunikasi dengan dokter, dan menyiapkan persediaan medis dan jas pelindung untuk mereka.
"Karena pasien yang dirawat di ICU selalu sakit kritis, kami harus siap untuk menanggapi keadaan darurat kapan saja," katanya, seraya menambahkan bahwa ia dan rekan-rekannya telah bekerja lebih dari 12 jam setiap hari.
Ketika wabah melanda kota, banyak orang panik, tetapi Qu mengatakan kepada tim keperawatannya bahwa mereka harus tenang dan sabar meskipun ada banyak tekanan fisik dan psikologis.
Baca Juga: Masker Susah Dicari, Kostum Jerapah Jadi Solusi Seorang Wanita Tangkal Virus Corona
"Kita tidak bisa mundur karena pasien membutuhkan kita."
"Kita harus tetap kuat selama masa sulit ini. Itu tanggung jawab kita," katanya.
Namun, sebagai seorang ibu dalam masa menyusui, Qu LianLian hanya dapat membagi stresnya dengan sang suami.
Dia merasa sedih karena tidak bisa menyusui bayinya.
Dia juga merindukan putranya, tetapi mereka hanya bisa melakukan panggilan dengannya melalui WeChat.
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | asiaone |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |