Ada kalanya saya bahagia, tapi ada kalanya pada saat di sisi yang paling bawah, di mana aku dibully dihina terus-terusan. Saya nggak kuat,” tutur Lucinta Luna seraya menahan tangis.
Air mata Lucinta Luna seketika tumpah ketika ia menyadari dunia artis ternyata tak secemerlang seperti yang ia kira.
Alih-alih mendapat kebahagiaan duniawi, ia justru menderita akibat omongan pedas haters.
“Sebenarnya saya nggak pengen menjadi artis kalo resikonya begini. Karena saya baru tahu gimana rasanya menjadi seorang publik figur yang harus punya mental yang kuat.
Yang mudah resiko banget. Jadi pada saat aku punya beban, tulang punggung, dan semuanya, orang nggak akan tahu.
Posisi insting kita lagi nggak mood, kita lagi bener-bener kacau, ya rasanya aduh udahlah pengen aku selesaikan semuanya,” ujarnya sembari berurai air mata.
Bukannya berpangku tangan, Lucinta Luna sebenarnya sempat meminta bantuan dari psikiater sebelum akhirnya terjerembap ke lembah hitam narkoba.
“Aku juga sebelumnya berobat ke psikiater dan aku mencurahkan semuanya. Tapi tidak menyediakan obat tersebut karena dia menyediakan obat racikan, ada 3 macem racikan.
Dan yang saya minum itu, pada waktu itu seminggu saya nggak bangun-bangun dan itu menghambat pekerjaan saya juga. Emang hati saya tenang,” pungkasnya.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |