Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Salah satu siswi SMPN 1 Turi yang selamat, Salma Kusuma, mengungkapkan detik-detik kronologi kejadian sebelum teman-temannya hanyut dalam luapan air sungai di Kali Sempor.
Diceritakan Salma, kejadian ini bermula dari kegiatan susur sungai yang dimulai pada pukul 14.30 WIB.
Saat itu, cuaca gerimis namun aliran sungai masih terlihat normal.
Namun, setengah jam berjalan, mereka dikejutkan dengan arus yang besar dari arah hulu.
"Ketika kami sampai di tengah-tengah sungai, jalan di sungai sudah sekitar setengah jam, tiba-tiba ada arus besar dari arah utara atau atas," kata Salma, seperti yang dikutip dari TribunJogja.com.
Padahal saat itu, ia dan teman-temannya sedang berada di tengah-tengah sungai.
"Saya mau menyelamatkan diri tapi terseret arus air. Mau pegang batu tapi tidak bisa karena arus besar. Kemudian ada kakak-kakak yang menyelamatkan saya. dibawa ke batu-batu tebing," tuturnya.
Dikatakan Salma, ia sempat melihat teman-temannya yang lain terseret arus. Namun tak bisa berbuat banyak karena dirinya juga sedang berjuang menyelamatkan diri.
Salma sendiri mengalami luka pada kakinya akibat dari benturan dengan bebatuan yang ada di sungai.
"Luka beberapa di kaki karena terkena batu. Ini pengalaman pertama saya ikut kegiatan seperti ini," katanya.
Kecerobohan Sekolah
Sementara itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo, menyebut peristiwa hanyutnya siswa-siswi SMPN 1 Turi Sleman merupakan kecerobohan pihak sekolah.
"Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya," ujar Sri Purnomo seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Pasalnya, menurut Sri Purnomo, sudah tidak aman jika kegiatan Pramuka dilaksanakan di sungai saat musim hujan seperti ini.
"Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan. Ini kan sangat bahaya sekali," ujarnya.
Terbukti, karena air sungai banjir mendadak, ada sebagian siswa yang dapat menyelamatkan diri. Namun, ada yang tidak mampu menyelamatkan diri. "Terbukti ada yang meninggal sejumlah enam anak," jelasnya.
Pihaknya sendiri akan segera mengevaluasi kejadian ini agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Ini sebagai pelajaran yang sangat mahal bagi kita Kabupaten Sleman dan bagi masyarakat di mana pun berada. Mudah-mudahan jangan sampai terulang lagi," tambahnya.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Nurul Nareswari |