Grid.ID – Pelawak Tri Retno Prayudati atau yang dikenal sebagai Nunung sempat jadi perbincangan panas beberapa waktu lalu.
Bagaimana tidak, Nunung dan sang suami, Iyan Sambiran membuat publik terperangah lantaran tersandung kasus penyalahgunaan narkoba berjenis sabu-sabu.
Nunung dan Iyan Sambiran ditangkap Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya di kediamannya, kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat (19/7/2019).
Alhasil, pentolan grup lawak OVJ itu harus menjalani rehabilitasi di RSKO Cibubur, Jakarta Timur.
Namun, jauh sebelum musibah itu terjadi, sang pelawak sempat merasakan masa kecil yang begitu kelam.
Kisah masa kecil Nunung OVJ atau Nunung Srimulat yang terpaksa jadi penunggu mayat pernah diungkap komedian senior itu.
Nunung terpaksa menjadi penunggu mayat hingga kerja serabutan demi mengais rezeki.
Tidak tanggung-tangung kegigihan Nunung OVJ bekerja dilakukan hingga lintas Kabupaten dari tempat tinggalnya.
Kisah masa kecil Nunung itu akhirnya terungkap lewat penuturannya kepada NOVA di tahun 2004 silam.
Nunung mengatakan sejak kecil Ia sudah bekerja keras dan salah satu pekerjaan yang dilakoni adalah penjaga mayat.
“Saat aku berumur kurang lebih 7 tahun, aku jadi penunggu mayat. Seram, ya? Oh, tidak kok,” seloroh Nunung tersenyum.
Perempuan berusia 55 tahun ini lantas bercerita tentang kejadian yang tak akan dilupakannya semasa kecil.
Jadi pada masa itu, setiap ada orang yang meninggal, kan selalu diumumkan keliling kampung atau kota.
Nah, saat itu Nunung selalu menyimak pengumuman itu baik-baik.
Baca Juga: Menginap di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Nunung: Happy Nyaman Banget
“Begitu tahu alamatnya, aku segera meluncur ke rumah orang yang tengah berduka itu,” kata Nunung.
Kala itu, Nunung tak peduli alamatnya jauh dari rumah neneknya.
Bahkan sampai perbatasan Boyolali dan Sukoharjo.
Bila rumah orang yang berduka di luar kota, biasanya Nunung berhutang sejumlah uang pada tetangga untuk ongkos naik bus.
Baca Juga: Merasa Dibuang karena Kasus Narkoba, Nunung: Saya Mau Minta Maaf Sama Ibu
Lalu, apa yang dilakukan Nunung?
“Setiba di rumah duka, aku segera duduk bersimpuh di dekat mayat yang sudah dikafani,” kisah Nunung.
Kata Nunung, kebiasaan di Jawa, di dekat mayat selalu ada kemenyan yang dibakar di atas bara api yang ditempatkan di anglo.
Baca Juga: Sedang dalam Masa Rehab, Nunung Justru Plesiran ke Solo, Kangen Kampung?
“Tanpa dikomando, aku selalu mengambil alih tugas orang yang mengipasi kemenyan itu, sampai mayatnya dibawa ke pemakaman,” tambah Nunung.
Selanjutnya, Nunung akan membersihkan apa saja, mulai menyapu halaman, mencuci piring, panci, dan sebagainya.
“Aku tak peduli seberapa luas halaman atau banyaknya cucian alat-alat dapur,” ujar Nunung.
Baca Juga: Nunung Ungkap Pesan Sabu Tiga Kali Dalam Sebulan Kepada Kurirnya
Melihat ulah Nunung itu, biasanya orang yang tak mengenal dirinya akan bertanya-tanya. Tapi Nunung tak memedulikan itu.
Nunung bilang, “Aku juga tidak akan beranjak dari rumah itu sebelum diberi upah.”
Biasanya Nunung dapat seratus rupiah atau lebih. Begitu dapat upah, Nunung baru kembali ke rumah.
“Sebagian uang itu kubagikan untuk saudara-saudaraku. Mereka butuh uang untuk bayar sekolah atau sekadar uang saku,” pungkasnya. (SuryaMalang.com/Sarah Elnyora)
Baca Juga: Penjaga Rumah Sebut Nunung Pulang ke Solo pada Hari Rabu, Dirut RSKO: Dia Pergi Hari Kamis
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kisah Masa Kecil Nunung Terpaksa Jadi Penunggu Mayat 7 Tahun Demi Mengais Rezeki, Penuh Perjuangan
(*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Source | : | suryamalang |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |