Laporan Wartawan Grid.ID, Yuliana Sere
Grid.ID – Beberapa di antara kamu mungkin menganggap kegiatan selfie adalah sesuatu hal yang lucu.
Namun menurut penelitian, ternyata ada beberapa kekhawatiran serius tentang tren obsesif ini.
Sebuah istilah ‘selfitis’ diciptakan untuk menggambarkan kebiasaan mengambil foto diri sendiri yang berlebihan.
Foto-foto yang telah diambil lalu diposting di instagram, facebook, dan media sosial lainnya.
(BACA JUGA: 5 Fakta Mencengangkan Drama Korea-Indonesia yang Dibintangi Brandon Salim, Ternyata Bikin Baper! )
Kebanyakan para kaum millennial-lah yang melakukan kegiatan ini.
Menariknya, dengan tersedianya berbagai aplikasi pengeditan, foto-foto tersebut bisa di edit sesuai keinginan sehingga terlihat lebih menarik.
Dilansir dari healthline, masa remaja dapat menjadi waktu yang dipenuhi rasa cemas dan depresi sosial.
Hal ini dibenarkan oleh Heather Olsen, seorang penasihat konselor di Kootenai Bridge Academy di Idaho.
(BACA JUGA: Wah Perlu Hati-hati, 3 Zodiak Ini Paling Gampang Jengkel Karena Hal-hal Sepele loh )
Para remaja ingin menggambarkan diri mereka secara sempurna melalui berbagai filter-filter yang tersedia.
Foto yang bagus akan membuat mereka merasa senang dan jumlah like yang banyak juga akan membuat mereka merasa lebih baik.
Hal ini tentunya menciptakan dorongan dopamin dan segera setelah itu, mereka akan kecanduan terhadap siklus ini.
Baru-baru ini, American Psychiatric Association (APA) telah membentuk gangguan mental baru yang disebut ‘selfitis’.
(BACA JUGA: 5 Kesaksian Hesty, Pacar Bos First Travel, Mulai Hubungan Lesbi sampai Umrah Bareng )
APA menyatakan bahwa pengambilan foto obsesif dan posting adalah cara untuk mendapatkan perhatian dan mengimbangi rendahnya harga diri.
Banyak ilmuwan merasa bahwa posting selfie ekstrim adalah tren yang memprihatinkan.
Memosting selfie yang berlebihan bisa disamakan dengan berjudi, minum dan bahkan seks.
Mereka memiliki potensi yang sama karena bisa menjadi adiktif.
(BACA JUGA: Ahok dan Veronica Tan Resmi Bercerai, Apa Dampak Perceraian Bagi Anak? )
‘Selfitis’ telah dikaitkan dengan narsisisme dan kurangnya pertimbangan untuk orang lain.
“Bendera merah dinaikkan jika lebih dari separuh foto adalah foto selfie dan kamu menggunakan filter untuk menjadikan dirimu terlihat lebih baik,” ungkap Dr. Ramani Durvasula, seorang profesor psikologi di California State University Los Angeles.
Jika kamu menemukan dirimu tenggelam dalam dunia posting selfie obsesif ini, mungkin saatnya kamu untuk introspeksi. (*)
Penulis | : | Yuliana Sere |
Editor | : | Yuliana Sere |