Grid.ID - Kenyataan pahit harus dialami 6 bocah di Balikpapan.
Bagaimana tidak, orang tua 6 bocah itu meninggal dunia dalam waktu hampir bersamaan.
Kedua orang tua 6 bocah anak itu meninggal dunia karena mengalami tekanan darah tinggi.
Dilansir Grid.ID dari TribunWow.com, anak pertama baru berusia sekitar 10 tahun.
Sementara anak terakhir masih balita dan baru berusia 1 bulan 7 hari.
Wa Ode Rusdiana (52), nenek ke-6 bocah menceritakan putrinya yang bernama Siti Haryati sempat melahirkan anak keenamnya.
Namun, setelah beberapa hari kemudian, almarhumah Siti Haryanti kerap kali mengalami ketidakstabilan tensi darah.
Hal itulah menjadi awal mula penyakit Siti Haryanti hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu sekitar pukul 10.00 WITA.
"Sebelumnya anak saya itu kan tensinya naik waktu periksa di puskesmas mulai dari situ sudah tidak normal,"
"Anak saya itu meninggalnya hari Minggu kemarin," jelas Wa Ode Rusdiana sambil mengusap air matanya.
Dengan wajah yang tampak sedih dan air matanya terus menetes, ia melanjutkan cerita ketika menantunya lantas menyusul meninggal beberapa jam kemudian.
Menantunya itu juga mengalami tekanan darah tinggi yang sama, dan sempat dibawa ke rumah sakit.
Akan tetapi, saat di perjalanan, dia dinyatakan meninggal dunia, sementara jasad sang istri masih dimandikan.
"Tidak lama kemudian setelah anak saya meninggal itu, suaminya juga langsung naik tensi dan dilarikan ke rumah sakit," terang Wa Ode Rusdiana.
"Tidak lama langsung muncul kabar kalau dia sudah meninggal juga sementara anak saya ini masih dimandikan di rumah," lanjutnya diiringi tangis.
Pasca kedua orangtuanya meninggal, 6 bocah tersebut saat ini dirawat oleh kakek dan neneknya yang tinggal di RT 20, Kelurahan Sepinggan Raya Kecamatan Balikpapan Selatan.
Mengetahui kabar ini, warga Balikpapan pun berbondong-bondong memberikan santunan.
Ke-6 bocah itu hanya menatap orang-orang yang silih berganti datang dengan raut wajah bingung.
Saat memberi santunan, para warga tidak bisa menyembunyikan kesedihannya lantaran melihat 6 bocah yang masih belia itu harus menjadi yatim piatu dalam sehari.
Tak hanya ke-6 bocah di Balikpapan, kisah serupa juga terjadi di Cianjur, Jawa Barat.
Diberitakan Kompas.com pada 21 Oktober 2019, Heri Misbahudin (17), remaja asal Cianjur, Jawa Barat, kini harus hidup sebatang kara bersama ketiga adiknya, Riki Ariansyah (8), Rani Nafisa (5), dan Ramdan Fadilah (2).
Mereka menjadi yatim piatu setelah ibu mereka, Nuryani (35), meninggal dunia pada 12 Oktober 2019.
Sedangkan sang ayah, Maksum (45) meninggal sekiar 1,5 tahun lalu.
Tragisnya orangtua mereka meninggal diduga akibat digigit ular berbisa.
Usai kedua orang tuanya meninggal dunia, empat anak yatim piatu tersebut tinggal di rumah Nuryati (58), bibi dari Nuryani.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunWow |
Penulis | : | Asri Sulistyowati |
Editor | : | Asri Sulistyowati |