Di dalam studi itu, para peneliti menemukan bahwa sepiring nasi putih yang dimakan dalam satu hari secara teratur, dapat meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen pada populasi secara keseluruhan.
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa orang Asia, seperti Tiongkok, biasa mengonsumsi empat porsi nasi sehari, sedangkan orang Amerika dan Australia makan hanya lima porsi nasi seminggu.
Meski demikian, Mr Zee tidak berencana untuk meminta orang Singapura berhenti makan nasi.
Apa yang dia inginkan adalah melihat lebih banyak orang beralih ke varietas makanan yang lebih sehat.
Misalnya, berah putih panjang lebih baik daripada beras putih pendek dalam hal kemampuannya menaikkan kadar gula darah.
(BACA : Cara Mengetahui Masa Subur dari Siklus Menstruasi, Sudah Tahu Belum?)
Ia juga ingin orang-orang untuk mencoba menambahkan 20 persen beras merah ke dalam beras putih mereka.
Jumlah ini cukup untuk mengurangi risiko diabetes sebesar 16 persen.
Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal dan amputasi di Singapura.
Sedangkan di Indonesia, menurut International diabetes Federation (IDF) sekitar 9 juta penduduk Indonesia hidup dengan diabetes.
Jumlah itu terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi diabetes naik menjadi 6,9 persen dari sebelumnya 5,7 persen.
Sebagian besar adalah penyandang diabetes tipe 2 yang seharusnya bisa dicegah.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nasi Putih Lebih Berisiko Sebabkan Diabetes Ketimbang Minuman Manis")
Dinikahi Bangsawan Bali, Happy Salma Alami Culture Shock Ini: Saya Pikir Hanya Ada dalam Cerita
Penulis | : | Linda Fitria |
Editor | : | Linda Fitria |