Laporan Wartawan Grid ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Melihat anak tumbuh dengan sehat adalah dambaan semua orangtua.
Anak memiliki nasfu makan baik, tinggi tubuh normal, dan sistem pencernaan yang sehat adalah harapan semua orangtua.
Salah satu masalah yang kerap membuat orangtua panik adalah konstipasi.
Tidak hanya dialami dewasa, anak-anak pun rentan mengalami konstipasi atau sulit BAB.
Menurut Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K), selaku Peneliti dari fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, seorang anak dapat dikatakan memiliki konstipasi apabila terjadi gangguan pada BAB yaitu frekuensi defekasi atau buang air besar yang jarang dengan konsistensi feses yang keras.
Kondisi ini tidak bisa diremehkan karena terganggunya kesehatan saluran pencernaan anak dapat memengaruhi pertumbuhan dan kualitas kesehatan anak di masa depan.
“Kalau dari yang saya kaji dari salah satu wilayah di Jakarta malah hanya rata-rata 4,7 gram per hari. Ini seperempatnya dari yang diasumsikan Angka Kecukupan Gizi Anak (AKG 2013), yaitu sebnyak 16 gram perhari,” ujar Prof. Hegar saat ditemui dalam acara Bicara Gizi: Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Prof Hegar menambahkan bahwa orangtua perlu mencermati kesehatan saluran pencernaan anak dengan memperhatikan kecukupan konsumsi serat hariannya.
Orang tua dapat memantau tanda-tanda anak mengalami konstipasi.
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |