Di negara berpenduduk 5,7 juta orang itu, pemerintahnya mengembangkan kemampuan untuk menguji lebih dari 2.000 orang per hari.
Pengujian sampel itu gratis. Demikian juga perawatan medis untuk semua penduduk.
Orang yang diketahui dekat dengan pasien dimasukkan ke dalam karantina wajib untuk menghentikan penularan lebih lanjut.
Hampir 5.000 orang telah diisolasi. Bagi mereka yang menghindari perintah karantina dapat menghadapi dakwaan pidana.
Semua pasien pneumonia di Singapura diuji coronavirus. Begitu juga orang-orang yang sakit parah.
Kasus positif telah diidentifikasi di bandara, di klinik pemerintah dan, paling sering, melalui pelacakan kontak.
Sistem kesehatan masyarakat di Singapura telah dibangun bertahun-tahun. Beberapa tahun yang lalu, Singapura menghadapi wabah SARS. Kini mereka telah belajar.
Pemimpin program pelacakan kontak di Singapura Kurupatham mengungkapkan, selama masa damai mereka merencanakan penanganan epidemi seperti ini. Dia telah bekerja 16 jam sehari selama 2 bulan.
Singapura di awal wabah
Saat awal wabah virus corona muncul, Singapura sangat rentan karena banyak orang China datang selama liburan tahun baru Imlek.
Pada Januari lusinan kasus dikonfirmasi Singapura. Namun justru itu mencerminkan pengujian yang luas dan tersedia secara bebas.
Baca Juga: Sering Terjadi di Restoran, Cuci Tangan Pakai Sabun Pencuci Piring Justru Timbulkan Penyakit
Direktur program penyakit menular di Duke-National University of Singapore Medical School Linfa Wang mengatakan, pemerintah sangat transparan dan karena angka (yang besar itu) berarti pemerintah sangat efektif dalam melacak dan mengisolasi setiap kasus.
Hingga Selasa (17/3/2020) malam, Singapura memiliki 266 kasus yang dikonfirmasi.
Hanya sebagian kecil yang merupakan misteri. Hampir 115 pasien telah keluar dari rumah sakit.
Saat ini Singapura sudah tidak mengkhawatirkan transmisi lokal atau penularan dari orang-orang dari dalam negeri.
Tapi sekarang mereka berfokus pada kasus-kasus impor atau imported cases.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19, Bagaimana Caranya?"
(*)
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |