Termasuk dalam daftar tersebut ada nama Raghad.
Mengenai daftar pencarian orang yang dikeluarkan dinas keamanan Irak, Raghad mengatakan bahwa ia mengetahui hal ini sejak 2006.
Dia mengutuk apa yang disebutnya sebagai penghinaan yang dideritanya sebagai ibu dari lima anak.
(BACA: Dianggap Sebagai Musuh Bebuyutan, Namun Apakah Amerika Serikat dan Rusia Pernah Terlibat Peperangan?)
Dikutip dari National Review, Raghad telah mengambil peran dalam politik.
Diduga, ia juga seorang penyandang dana bagi para pemberontak.
Tuduhan yang sama dihadapi ibunya, Sajida yang bermukim di Qatar.
Keduanya dicari oleh pemerintah Irak sebagai buronan.
Pemerintah Irak meminta agar mereka diekstradisi.
Namun baik Yordania maupun Qatar tidak bisa membungkam keuda wanita tersebut.
Ketika Negara Islam yang juga dikenal sebagai ISIS atau ISIL, merebut petak wilayah pada tahun 2014, Raghad sangat gembira.
"Saya senang melihat semua kemenangan ini," katanya.
(BACA: Masa, Gadis Kecil Suriah: 'Alih-alih Menghirup Udara, Kami Menghirup Bau Darah')
Interpol mengeluarkan surat perintah penangkapannya, atas dasar menghasut terorisme di Irak.
Portal berita online Der Spiegel menjuluki Raghad sebagai 'Terrorpatin,' atau 'Teror Godmother'.(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | wikipedia,Al Arabiya,National Review |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |