Grid.ID - Bermula dari Kota Wuhan, Tiongkok, virus corona atau covid-19 kini menjadi momok bagi seluruh warga dunia, tak terkecuali Indonesia.
Pasalnya, kasus pasien positif virus corona di Tanah Air jumlahnya kian hari kian bertambah.
Karenanya, para staf medis, yakni dokter dan perawat menjadi garda terdepan yang diandalkan untuk dapat memerangi virus corona.
Baca Juga: Belum Sempat Tenang Setelah Corona, Tiongkok Kembali Diserang Virus Baru!
Sayangnya, dokter dan perawat yang telah bertaruh nyawa demi menangani pasien positif virus corona baru-baru ini justru dikabarkan dapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya
Seperti diberitakan Kompas.com, dokter dan perawat di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur yang jadi bulan-bulanan warga di tengah pandemi covid-19.
Kabar ini diungkap langsung oleh Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah kepada Kompas.com pada Rabu (25/3/2020).
Harif Fadhillah menyebut ada staf medis yang sempat diusir tetangga di sebuah indekos dekat RSUP Persahabatan.
Alhasil, sebagian dari mereka memilih menginap sementara waktu di rumah sakit karena tak punya tempat lain untuk pulang.
"Memang saat itu ada yang diminta keluar dari kost-nya. Pagi ini saya sudah dapat informasi valid bahwa mereka sudah dicarikan tempat oleh direktur rumah sakit.
Karena mereka 3 hari sudah menginap di rumah sakit," jelas Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah seperti dilansir Kompas.com pada Rabu (25/3/2020).
Beruntung, pihak rumah sakit memberikan uluran bantuan kepada dokter dan perawat yang sempat mendapat perlakuan diskriminatif.
Usai 3 hari terpaksa menginap di RSUP Persahabatan, mereka kini memeroleh tempat tinggal baru.
Di samping itu, Harif Fadhillah berujar bahwa RSUP Persahabatan turut memfasilitasi mereka dengan tunjangan akomodasi.
"Pagi ini sudah dapat informasi, selama masa wabah ini ada pula fasilitas antar jemput untuk mereka," sambung Harif Fadhillah.
Meski begitu, Ketua PPNI tersebut memastikan bahwa insiden ini hanya terjadi pada sejumlah perawat dan dokter yang sebelumnya tinggal di sekitar RSUP Persahabatan.
Pasalnya, ia tak mendapat laporan sejenis untuk staf medis dari rumah sakit lain yang menjadi rujukan pasien virus corona atau covid-19.
"Hanya (dokter dan perawat) di rumah sakit satu itu saja, Rumah Sakit Persahabatan. Saya kira ini hanya penyimpangan saja, kecil," pungkasnya.
Kabar ini lantas dibagikan oleh jurnalis Kompas TV, Sofie Syarief lewat Twitter pribadinya @sofiesyarief pada 21 Maret 2020.
"Tadi Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Pak Harif Fadhillah bilang perawat (dan sejumlah dokter) mulai jadi sasaran stigmatisasi warga. Beberapa cerita masuk soal upaya pengusiran oleh tetangga karena dianggap jadi pembawa virus. Bahkan anak-anaknya jadi sasaran," tulis Sofie Syarief dalam cuitannya.
Baca Juga: Imbas Pandemi Virus Corona, Sidang Cerai Limbad dan Benazir Endang Diundur
Unggahan ini pun mendapatkan banyak tanggapan lantaran hingga berita ini ditulis telah disukai 4.832 netizen dan diretweet sebanyak 5.584 kali.
Siapa menyangka, nasib serupa juga dirasakan oleh staf medis lainnya yang mengaku mendapat perlakuan diskriminatif usai mereka menangani pasien positif virus corona.
Bahkan di kolom balasan tampak beberapa netizen ikut membagikan kerabatnya yang berprofesi sebagai perawat kini mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari tetangga sekitar.
“Kakakku perawat dan ada temannya yang sesama perawat harus dirumahkan buat isolasi karena ada kontak sama pasien corona dan selama isolasi banyak ibu-ibu gosipin dia bahkan anak-anak mereka terang-terangan ke depan rumahnya cuma buat teriakan dia ‘corona’,” tulis akun @pputri707.
“Iya sama banget, kakak aku juga perawat. Ga sengaja liat pas lagi di depan rumah dia disinisin trus orang yang 1 kayak muka keselnya gitu bisik-bisik ke orang 2 ‘Dia semalam abis tanganin pasien meninggal covid’. Terus langsung disinisin deh huhuhu,” @dizzriee. (*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |