Lisa Kilfeather biasanya bekerja di sisi administrasi di kamar mayat di Long Island Jewish Medical Center.
Tetapi jumlah mayat yang begitu banyak membuatnya direkrut untuk membantu memindahkan jenazah-jenazah itu.
Tim kecilnya bekerja tujuh hari seminggu, memproses dan memeriksa korban-korban covid-19.
"Kami kelelahan secara fisik. Kami kelelahan mental," ungkapnya.
Lisa mengaku bahwa dirinya belum melihat putrinya selama tiga minggu.
Hal ini dikarenakan ia terlalu khawatir akan menulari putrinya mengingat bahwa dia berada sangat dekat dengan tubuh orang-orang yang telah meninggal akibat virus.
Menurut Lisa, cara kerja tim telah berubah drastis.
Keluarga tidak bisa lagi menghadiri kamar mayat untuk mengucapkan selamat tinggal pada mereka yang telah tiada.
Menyadari hal tersebut, Lisa mendapatkan ide kreatif.
Lisa kemudian melakukan panggilan FaceTime dengan seorang wanita yang merupakan salah satu keluarga korban.
Hal ini dilakukan agar wanita itu bisa melihat jenazah dan mengucapkan selamat tinggal.
(*)
Source | : | skynews.com |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |