Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A.
Grid.ID - Virus corona yang tengah mewabah di dunia menjadi kekhawatiran besar bagi kita.
Jutaan orang terinveksi, dan meski ratusan ribu dinyatakan sembuh, tapi puluhan ribu di antaranya meninggal karena virus ini.
Jumlah ini mungkin akan terus meningkat mengingat bagaimana virus ini menyebar.
Lalu, bagaimana dengan mereka yang meninggal?
Jumlah pasien meninggal yang sangat banyak jelas menjadi kerepotan tersendiri bagi para petugas medis.
Apalagi pemakaman harus dilakukan dnegan tata cara khusus agar tidak membuat virus ini menginfeksi orang yang menangani pemakaman.
Melansir Sky News, Minggu (5/4/2020), para peugas medis yang bekerja di kamar mayat merasa kelelahan menangani jenazah.
Karena keluarga tidak bisa lagi menghadiri kamar mayat untuk mengucapkan selamat tinggal, staf harus menyediakan layanan FaceTime.
Baca Juga: Usaha Kuliner Tutup Lantaran Wabah Corona, Ussy Sulistiawaty Tetap Menikmati
Hal ini dilakukan agar keluarga bisa menyaksikan kondisi terakhir keluarga mereka sebelum dimakamkan.
Lisa Kilfeather biasanya bekerja di sisi administrasi di kamar mayat di Long Island Jewish Medical Center.
Tetapi jumlah mayat yang begitu banyak membuatnya direkrut untuk membantu memindahkan jenazah-jenazah itu.
Tim kecilnya bekerja tujuh hari seminggu, memproses dan memeriksa korban-korban covid-19.
"Kami kelelahan secara fisik. Kami kelelahan mental," ungkapnya.
Lisa mengaku bahwa dirinya belum melihat putrinya selama tiga minggu.
Hal ini dikarenakan ia terlalu khawatir akan menulari putrinya mengingat bahwa dia berada sangat dekat dengan tubuh orang-orang yang telah meninggal akibat virus.
Menurut Lisa, cara kerja tim telah berubah drastis.
Keluarga tidak bisa lagi menghadiri kamar mayat untuk mengucapkan selamat tinggal pada mereka yang telah tiada.
Menyadari hal tersebut, Lisa mendapatkan ide kreatif.
Lisa kemudian melakukan panggilan FaceTime dengan seorang wanita yang merupakan salah satu keluarga korban.
Hal ini dilakukan agar wanita itu bisa melihat jenazah dan mengucapkan selamat tinggal.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | skynews.com |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |