2.Evaporative Dry Eye (EDE)
Kondisi peningkatan penguapan air mata akibat ketidakstabilan lapisan minyak (lipid)
3.Aqueous Deficient Dry Eye (ADDE)
Penurunan produksi komponen aqueous karena penyakit autoimun seperti Sjrogen Syndrome, Lupus dan Rheumatoid Arthritis.
Diantara ketiga hal diatas, MGD menjadi penyebab dry yang paling sering.
Untuk mendeteksi dry eye, beberapa metode bisa dilakukan mulai dari kuisioner, Schirmer Test untuk menilai volume air mata.
Tear Break Up Time (TBUT) untuk menilai stabilitas air mata, Ocular Surface Staining untuk meninlai derajat peradangan dan kerusakan mata hingga Tearscope dan Meibogrpahy untuk menilai kondisi kelenjar meibom di kelopak mata.
Lebih lanjut Dr Nina menjelaskan bahwa meski belum memiliki gejala yang tertentu, ada baiknya dilakukan pemeriksaan secara berkala dan menyeluruh agar risiko dry eye bisa dihindari. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Fahrisa Surya |