Sinta Nuriyah kemudian tumbuh di pesantren.
Sejak usia 13 tahun, ternyata ia sudah jatuh cinta dengan Wahid yang tak lain adalah gurunya di pesantren.
(BACA:Kartini, Simbol Keberanian dan Kemandirian Perempuan Indonesia)
Setelah sempat mendapat penolakan dari ayahnya, akhirnya lamaran Wahid diterima saat ia berada di Baghdad.
Mereka menikah tiga tahun sebelum Wahid kembali ke Indonesia.
Setelah Wahid pulang pada 1971, Sinta lulus dari S1 bidang hukum Syariah.
Sebelum menjadi Ibu Negara, kehidupan Sinta dan Wahid ternyata tidak sebaik yang dibayangkan.
Sinta bahkan harus membantu menghidupi keempat anaknya dengan membuat dan menjual permen.
Pada tahun 1992, Sinta sempat mengalami hal nahas.
Ia menjadi korban sebuah kecelakaan mobil yang mengakibatkan separuh tubuhnya lumpuh.
Akibat kecelakaan itu, Sinta harus menjalani terapi fisik selama satu tahun agar dapat menggerakkan lengannya.(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | wikipedia,Time |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |