Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Glenn Fredly meninggal dunia pada Rabu (8/4/2020).
Musisi senior Tanah Air tersebut tutup usia setelah berjuang melawang penyakit meningitis atau radang selaput otak.
Glenn Fredly sempat dirawat di rumah sakit selama satu bulan sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
Baca Juga: Kabar Duka Glenn Fredly Justru Disalahgunakan oleh Segelintir Orang, Keluarga Berikan Teguran Keras
Kepergian Glenn Fredly mengejutkan sejumlah pihak karena selama ini dia tak pernah mengeluhkan penyakitnya.
Lalu seperti apakah penyakit meningitis yang selama ini diidap oleh Penyanyi yang 5 kali meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards itu?
Meningitis adalah infeksi langka yang menyerang membran halus yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Ada beberapa penyebab penyakit ini, termasuk bakteri, virus, dan jamur.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Glenn Fredly Bocorkan 2 Sosok yang Sangat Berpengaruh terhadap Kehidupannya
Meningitis virus cenderung kurang parah, dan kebanyakan orang sembuh sepenuhnya tanpa pengobatan.
Sedangkan, meningitis jamur adalah bentuk penyakit yang langka.
Ini biasanya terjadi hanya pada orang yang sistem kekebalannya atau pertahanan tubuh terhadap kuman telah melemah.
Meningitis dapat terjadi saat cairan yang menyelimuti meninges terinfeksi.
Memang, meningitis dapat disebabkan oleh infeksi virus ataupun bakteri.
Meski begitu, masih ada beberapa penyebab lain yang bisa membuat seseorang mengalami meningitis, yaitu kanker, infeksi jamur, infeksi parasite, alergi obat, dan iritasi kimia.
Bahkan, beberapa virus dan bakteri yang menyebabkan meningitis dapat menular melalui batuk, bersin, atau kontak langsung.
Baca Juga: Sang Idola Meninggal Dunia, Anji Kenang Kembali Sosok Glenn Fredly Sebagai Musisi yang Sangat Humble
Setiap Jenis Meningitis Memiliki Gejala yang Berbeda
Gejala meningitis pun bisa berbeda-beda, tergantung infeksi yang menyebabkannya.
Namun pada fase awalnya, gejala meningitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri sangatlah mirip.
Meningitis yang terjadi akibat bakteri dipercaya memiliki gejala yang lebih parah.
Gejala meningitis juga beragam tergantung usia penderitanya.
Biasanya, meningitis akibat virus dianggap lebih ringan dan akan sembuh dengan sendirinya, dibandingkan meningitis yang disebabkan bakteri.
Umumnya, meningitis virus disebabkan oleh virus berjenis enterovirus, seperti coxsackievirus A, coxsackievirus B, dan echovirus.
Gejala meningitis virus pada anak seperti, penurunan nafsu makan, mudah marah, cepat mengantuk, lemah, lesu, dan demam.
Sedangkan pada orang dewasa seperti, sakit kepala, demam, leher kaku, kejang, sensitif terhadap cahaya terang, mudah mengantuk, lemah, lesu, mual, muntah, dan nafsu makan berkurang.
Lebih lanjut, selain dianggap lebih berbahaya, gejala meningitis bakteri bisa muncul secara tiba-tiba.
Beberapa gejala meningitis bakteri yang harus diwaspadai seperti mual, muntah, sensitif terhadap cahaya terang, mudah marah, sakit kepala, demam, menggigil, leher kaku, munculnya area kulit berwarna ungu seperti lebam, mudah ngantuk, lemah, dan lesu.
Cara mencegah meningitis
Meningitis tentu dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat, terutama jika kamu berisiko tinggi mengidap meningitis.
Beberapa pola gaya hidup sehat yang harus dijalani meliputi: Beristirahat dengan cukup, Tidak merokok, dan Menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
Jika kamu telah melakukan kontak langsung dengan penderita meningitis bakteri, biasanya dokter akan memberikan antibiotik pencegahan, untuk menurunkan risiko berkembangnya meningitis bakteri dalam tubuh.
Vaksin juga bisa mencegah meningitis, di antaranya vaksin haemophilus influenzae tipe B (Hib), vaksin konjugasi pneumokokus, vaksin meningokokus.
Meningitis Bisa Sembuh Tanpa Obat
Pengobatan meningitis berbeda-beda, tergantung penyebab datangnya meningitis itu sendiri.
Contohnya, meningitis bakteri diobati dengan antibiotik intravena (infus).
Antibiotik yang digunakan pun berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis bakteri yang menyebabkan meningitis.
Meningitis jamur diobati dengan obat-obatan antijamur.
Sementara itu, meningitis parasit bisa diobati dengan menangani gejalanya atau langsung mengobati infeksinya secara langsung.
Tergantung penyebabnya, meningitis parasit malah bisa membaik tanpa pengobatan antibiotik.
Jika kondisinya memburuk, dokter biasanya akan langsung berfokus pada infeksinya.
Terakhir ada meningitis virus, yang biasanya sembuh walau tidak diobati.
Namun jika tidak sembuh juga, umumnya dokter akan memberikan obat antivirus berupa infus.
Menurut pihak keluarga, Glenn Fredly sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya, tapi masih bisa beraktivitas seperti biasa.
Sekitar satu bulan terakhir, Glenn Fredly semakin merasa tidak nyaman dengan penyakitnya, sehingga meminta untuk dirawat inap di rumah sakit.
Glenn kemudian dirawat di Rumah Sakit Setia Mitra, Cilandak, Jakarta Selatan, sebelum meninggal dunia pada pukul 18.47 WIB dalam usia 44 tahun.
(*)
5 Rekomendasi Drakor Song Joong Ki yang Jarang Dibahas, Main Bareng Moon Chae Won hingga Han Suk Kyu
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |