Baca : Pandai Mencari Solusi, 5 Zodiak Ini Dianggap Paling Cerdas, Gemini Pertama loh!
Hingga tiga tahun ke depannya (1945-48), sisi Semenanjung Korea bagian utara diduduki sebagai pangkalan militer Soviet, dengan membawa pengaruh rezim komunis yang saat itu dianut.
Di sisi selatan, sebuah pemerintahan militer terbentuk berkat prakarsa Amerika Serikat.
Paham komunis yang dianut oleh Uni Soviet memberikan pengaruh besar bagi sisi utara Semenanjung Korea.
Paham ini langsung menjadi populer dan diyakini sebagai visi kehidupan yang sesungguhnya.
Sayangnya, paham ini tidak diamini oleh mereka yang tergabung sebagai masyarakat kelas menengah.
Baca : Mengenal Transnistria, Negara Hantu yang Tak Pernah Diakui Dunia
Masyarakat kelas menengah ini kemudian bermigrasi ke selatan, di mana Amerika Serikat melancarkan pengaruhnya yang mendukung rezim anti-komunis, atau paham kanan.
Robinson menambahkan, sebenarnya Semenanjung Korea masih punya harapan untuk kembali bersatu.
Dengan syarat Amerika Serikat dan Uni Soviet meninggalkan pangkalannya, membiarkan masyarakat Korea merundingkan sendiri apa yang menjadi pokok utama tujuan negara mereka.
Tapi merebaknya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat justru makin memperparah perpecahan di Semenanjung Korea.
Tahun 1948, Amerika Serikat meminta bantuan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelenggarakan voting masa depan Semenanjung Korea.
Lanjut Studi S3 di Swiss, Nadia Vega Tak Takut Cowok Minder Buat Dekati Dirinya, Ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,History.com |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |