Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kian hari, kekhawatiran terkait infeksi virus corona masih terus meningkat.
Salah satu cara untuk mencegah terinfeksi virus corona adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, menurut Profesor Imunologi di University of Manchester, Sheena Cruickshank, untuk mengetahui bagaimana merawat sistem imun, seseorang harus memahami kekuatannya terlebih dahulu.
"Ketika kamu bersentuhan dengan kuman yang belum pernah dikenali tubuh sebelumnya, kamu memiliki berbagai penghalang untuk mencoba menghentikannya masuk ke tubuh anda," kata Sheena.
Adapun contoh-contoh penghalang tersebut adalah kulit, ingus, dan mikrobiome.
Sementara, di bawahnya, tubuh kita dipenuhi oleh sel-sel epitel yang sangat sulit untuk dilalui.
Mereka memproduksi antimikroba termasuk yang paling relevan dengan virus corona, yaitu senyawa antivirus yang cukup berlawanan.
Jika patogen melewati pertahanan ini, ia harus melawan sel darah putih atau sel kekebalan tubuh.
Sel-sel tersebut akan menghadapi virus tanpa disadari.
Sistem ini juga merupakan dasar dari vaksinasi.
Namun demikian, menurut Sheena, sistem imun memiliki titik buta.
Artinya, respons imun tidak dapat mengenali virus atau kuman tertentu.
Akan tetapi, gaya hidup yang sehat akan memastikan pertahanan tubuh dapat melawan virus-virus asing ini.
Berikut adalah sejumlah tips yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun ini.
Mengonsumsi makanan tinggi serat
"Kita hidup dalam hubungan simbiotik dengan bakteri usus kita," kata Presiden British Society for Immunologi dan Profesor di University of College, London, Arne Akbar.
Mikroba tidak hanya membentuk pelindung tubuh, tetapi juga program sistem imun.
Hewan hasil perkembangbiakan yang tidak mempunyai mikrobioma cenderung memiliki respons imun yang berkembang dengan kurang baik.
Sementara, orang dengan usia lanjut dan memiliki penyakit yang ditandai peradangan seperti alergi, asma, atau diabetes, cenderung memiliki mikrobioma usus yang kurang bervariasi.
Oleh karena itu, Sheena merekomendasikan pengonsumsian makanan yang bervariasi dengan serat tinggi.
Sebab, semakin banyak makanan nabati yang dikonsumsi, akan semakin baik.
"Mikrobioma sangat menyukai serat, kacang-kacangan, dan makanan fermentasi," tambah dia.
Baca Juga: Saingi Siwon Super Junior, Changmin TVXQ Sapa Fans Pakai Bahasa Indonesia: Semoga Sehat Ya!
Mengutip dari Health.clevelandclinic, ada sebuah pepatan yang mengatakan, “sebuah apel sehari dapat menjauhkan dokter,” mungkin memiliki kebenaran di baliknya.
Mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin tertentu dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.
Kami berbicara dengan ahli diet terdaftar Julia Zumpano, RD, LD, untuk melihat lebih dekat pada vitamin-vitamin ini, makanan apa yang dapat kamu temukan di dalamnya dan bagaimana mereka dapat membantu tetap sehat.
Pertama vitamin C, adalah salah satu pendorong sistem kekebalan tubuh terbesar.
Kekurangan vitamin C bahkan bisa membuat kamu lebih rentan sakit.
Makanan yang kaya vitamin C termasuk jeruk, jeruk bali, jeruk keprok, stroberi, paprika, bayam, kangkung, dan brokoli.
Asupan vitamin C harian sangat penting untuk kesehatan yang baik karena tubuh kamu tidak memproduksi atau menyimpannya.
Berita baiknya adalah bahwa vitamin C ada dalam begitu banyak makanan sehingga kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin C kecuali seorang dokter menyarankannya.
Kedua vitamin B6, sangat penting untuk mendukung reaksi biokimia dalam sistem kekebalan tubuh.
Makanan kaya vitamin B6 termasuk ayam dan ikan air dingin seperti salmon dan tuna.
Nah, vitamin B6 juga ditemukan dalam sayuran hijau dan dalam buncis, yang merupakan bahan utama hummus.
Terakhir vitamin E, yang merupakan antioksidan kuat yang membantu tubuh melawan infeksi.
Makanan yang kaya vitamin E termasuk kacang-kacangan, biji-bijian dan bayam.
Menghindari paparan sinar UV
Mikrobioma kulit juga sangat penting, tetapi sedikit yang mengetahuinya.
Paparan sinar ultraviolet yang intens dapat berdampak negatif, yaitu melemahkan fungsi perlindungan.
Mencuci dengan sabun yang terlalu kuat dan menggunakan produk antibakteri juga tidak bersahabat dengan mikrobioma kulit.
"Kombinasi parfum dan pelembab mungkin juga memiliki efek," kata Sheena.
Baca Juga: Tampil Berbeda dengan Mengenakan Wig, Susi Pudjiastuti: Rambutku Sudah Hampir Semuanya Putih
Berolahraga
Agar bugar secara keseluruhan, kesehatan fisik juga patut diperhatikan.
Sel darah putih dapat menjadi tidak aktif.
Namun, olahraga dapat memobilisasi mereka dan meningkatkan aliran darah kamu sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan pengawasan mereka untuk mencari hingga menghancurkan virus atau benda asing di bagian tubuh lainnya.
Misalnya, melakukan olahraga setiap hari minimal 150 menit dalam satu minggu untuk kegiatan aerobik moderat (hiking, berkebun, bersepeda) atau 75 menit aktivitas bertenaga (berlari, berenang cepat, kelas aerobik), sesuai kemampuan masing-masing.
Sementara, untuk orang yang lebih tua dan lebih rentan infeksi, olahraga apa pun yang mungkin dilakukan sangat dianjurkan.
Hindari minum alkohol
"Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sistem pertahanan tubuh menjadi tidak begitu efektif pada orang yang mengonsumsi alkohol," kata Sheena.
Selain itu, pengonsumsian alkohol yang tinggi dapat menyebabkan penguranan limfosit.
Jadi, saat virus menyerang, sistem imun menjadi tidak dapat menahan atau melawannya.
Berolahraga dan makan sehat dapat membantu seseorang untuk tidur lebih baik.
Sebuah studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengganggu kemampuan melawan penyakit dari jenis limfosit yang disebut sebagai sel T.
Penelitian tersebut menjelaskan pentingnya bioritme alami secara keseluruhan.
Jika kamu memiliki pola tidur teratur, maka kamu memiliki ritme tubuh dan akan semuanya baik-baik saja.
(*)
4 Arti Mimpi Melihat Hujan Turun dari dalam Kantor, Bermakna Positif atau Justru Negatif?
Source | : | Kompas.com,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |