Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kamu tentu sudah tak asing lagi dengan jahe, bukan?
Jahe dikenal sejak ribuan tahun lamanya sebagai salah satu bahan alami untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan.
Di Indonesia, jahe termasuk yang mudah dijumpai.
Jahe yang memiliki nama latin Zingiber officinale ini mengandung gingerol yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan kuat.
Baru-baru ini viral bahwa jahe disebut-sebut bisa mencegah bahkan menyembuhkan virus corona.
Hal tersebut mengakibatkan harganya melonjak tinggi.
Rudi, salah seorang pedagang wedang jahe susu di Jalan Hankam, Ujung Aspal Bekasi mengatakan, dirinya saat ini kesulitan mendapatkan jahe sebagai bahan baku minuman yang dijualnya.
Kalaupun ada, harganya sudah melonjak hingga Rp 70.000/kg.
"Jahe mahal banget sekarang, terutama jahe merah, sekarang sudah Rp 70.000/kg di Pasar Induk Kramatjati (Jakarta). Kalau beli di pasar kecil, lebih mahal lagi, sudah Rp 100.000/kg kayak di Pasar Kranggan (Bekasi)," kata Rudi, (8/3/2020).
Baca Juga: Sepi Job di Televisi, Nikita Mirzani Terpaksa Potong THR 130 Karyawannya
Mengenai beredarnya informasi bahwan jahe bisa menyembuhkan covid-19, Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Masteria Yunovilsa Patra, angkat bicara.
Masteria menjelaskan bahwa jahe merah dengan nama latin Zingiber officinale ver. rubrum memang merupakan salah satu jenis unggul tanaman rimpang jahe yang ada di Indonesia.
Jenis ini merupakan varietas unggul karena memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan varietas jahe lainnya.
Sehingga jahe merah banyak digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional.
Di tengah merebaknya persebaran virus corona penyebab Covid-19 di Indonesia saat ini, beredar informasi terkait khasiat jahe merah yang disebut dapat menyembuhkan penderitanya.
“Sampai saat ini belum ada bukti yang melaporkan penggunaan jahe merah sebagai antivirus, khususnya virus corona SARS-CoV-2,” kata Masteria dalam keterangan tertulisnya.
Daya tahan tubuh atau sistem imunitas selalu disebutkan sebagai hal yang paling mendasar dan penting bagi tubuh seseorang dalam melawan semua jenis organisme jahat yang mencoba masuk ke dalam tubuh, salah satunya virus SARS-CoV-2.
Telah disebutkan oleh para ahli dan tenaga medis bahwa pasien yang sembuh dari Covid-19 ini adalah mereka yang memiliki imunitas atau kekebalan tubuh yang baik.
Konsumsi jahe secara berlebihan justru picu beberapa masalah kesehatan lainnya.
Kamu harus tetap waspada saat konsumsi jahe, jangan sampai berlebihan sehingga justru timbulkan efek buruk bagi kesehatan.
Beberapa efek samping jika mengonsumsi jahe secara berlebihan, antara lain:
1. Mulas
Jahe jika dikonsumsi lebih dari 4 gram setiap harinya dapat sebabkan mulas ringan, hingga sakit perut dan sendawa.
2. Menyebabkan pendarahan
Beberapa ahli percaya jika jahe dapat sebabkan pendarahan karena miliki sifat pengencer darah.
Lebih buruk lagi, jahe dapat meningkatkan risiko pendarahan ketika dikonsumsi dengan herbal lain seperti cengkeh, bawang putih, gingseng, dan semanggi merah.
3. Sebabkan diare
Jika kamu terlalu banyak konsumsi jahe dapat sebabkan diare.
Gingerol, bahan aktif dalam jahe mempercepat proses pencernaan makanan melalui usus yang menyebabkan diare.
4. Merusak perut
Meski belum banyak penelitian yang membuktikan efek samping ini, namun jahe bisa merangsang sekresi empedu.
Jika dikonsumsi dalam keadaan perut kosong maka dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan perut buncit.
Kandungan gingerol dalam jahe mampu mengiritasi lambung sehingga menghasilkan lebih banyak asam.
5. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil
Meski dapat mengurangi mual pada wanita hamil, namun tak baik jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.
Risiko yang mungkin timbul adalah keguguran sehingga tidak disarankan untuk wanita hamil.
Dosis yang dianjurkan di bawah 1500 mg per hari.
Asupan jahe yang berlebihan selama kehamilan juga dapat sebabkan refluks asam dan mulas.
6. Sebabkan kembung dan gas
Jahe yang dikonsumsi menjadi teh dapat menyebabkan efek samping pencernaan ringan, seperti gas dan kembung.
7. Gula darah turun terlalu banyak
Jika kamu miliki keluhan diabetes, maka tidak disarankan mengonsumsi jahe bersamaan dengan obat diabetes.
Sebab dapat memicu timbulnya hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah secara berlebihan.
8. Sebabkan iritasi mulut
Konsumsi jahe dapat memicu alergi pada mulut dan terasa gatal.
9. Menyebabkan iritasi kulit dan mata
Efek samping konsumsi jahe yang paling umum adalah terjadi ruam kulit, kemerahan kulit, dan peradangan kulit.
Lantas, berapa dosis yang dianjurkan untuk mengonsumsi jahe?
Untuk anak-anak tidak lebih dari 2 mg jahe per hari.
Untuk orang dewasa, tidak lebih 4 gram jahe sehari.
Untuk wanita hamil, tidak lebih dari 1 gram dalam sehari.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |