Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Penyebaran penyakit akibat virus SARS-CoV-2 masih terus terjadi.
Tercatat covid-19 telah menjangkit 213 negara.
Hingga per 19 April 2020 sudah tercatat 6.248 orang positif di Indonesia.
Baca Juga: Baru Berusia 4 Bulan, Bayi di Muara Enim Sudah Dinyatakan Positif Covid-19
Permasalahan baru pun kian muncul, termasuk penanganan mereka yang terpapar memicu tingkat risiko tenaga medis, baik dokter maupun perawat.
Di tengah pandemi wabah Covid-19, seorang perawat, Nurdiansyah, berbagi pesan dan pengalaman kepada kita.
Nurdiansyah yang bekerja di RSPI Sulianti Saroso menyampaikan harapan kepada semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat, untuk melakukan pencegahan.
Menurutnya, satu-satunya upaya melawan covid-19 adalah dengan pencegahan.
Garda terdepan untuk pencegahan yakni masyarakat.
“Kita, perawat, tenaga kesehatan, ada di lini paling belakang, ketika sudah terpaksa terinfeksi, karena memang kita sudah melakukan pencegahan dengan ketat tapi masih terinfeksi, itu".
"Jadi, masyarakat mari kita sama-sama,” ajak Nurdiansyah saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (19/4).
Ia juga meminta teman-temannya sesama perawat mendapatkan Alat Perlindungan Diri (APD) saat bekerja.
Saat bekerja, ia dan teman-teman lain sempat mengenakan pita hitam tanda berduka cita.
Nurdiansyah yang juga pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk wilayah Jakarta Utara mengharapkan pemerintah terus menjamin APD terstandar selalu tersedia bagi tenaga medis saat mengobati dan merawat pasien Covid-19.
Pada kesempatan itu, pria yang tadinya bekerja untuk pasien HIV/AIDS menyampaikan ia dan teman lainnya telah bekerja keras dari pagi hingga malam.
Istirahat cukup sangat dibutuhkan oleh perawat, harapan Nurdiansyah.
“Jadi kalau bisa pemerintah harapannya ada waktu memang kita bekerja tidak seperti biasa, misalnya 14 hari masuk, 14 hari libur,” katanya.
Lebih lanjut, banyaknya kasus perawat atau dokter yang terinfeksi Covid-19 dipicu oleh beberapa faktor salah satunya ialah ketidak jujuran pasien ketika berobat atau saat ditanya perihal kronologi penyakitnya.
Padahal keterbukaan pasien menjadi kunci bahwa Covid-19 dapat disembuhkan dan penularan dapat dicegah.
Baca Juga: Rokok Hanya Satu Alasan, ini Dia Penyebab Pria Lebih Mudah Terjangkit Covid-19 Hingga Meninggal
Sudah banyak beberapa tenaga medis yang terinfeksi hingga gugur dalam melaksanakan tugasnya.
Hal itu semakin menambah cerita duka bagi dirinya dan juga para tenaga medis lainnya saat melaksanakan tugasnya menangani Covid-19.
“Sudah mulai banyak kasus-kasus yang terjadi dengan kita. Beberapa teman ada yang dirawat. Teman-teman yang tertular dari pasien. Ada yang tertular karena mungkin ketidakjujuran (pasien)".
"Bulan ini kita penuh duka, angka positif dari teman-teman kita semakin banyak, yang meninggal juga,” ungkap Nurdiansyah.
Namun, di sisi lain, ia berterima kasih kepada dukungan semua pihak, khususnya pemerintah, karena menyediakan penginapan sebagai tempat transit atau beristirahat.
Ia berkisah saat bekerja sebagai perawat di RSPI Sulianti Saroso yang memang khusus penanganan penyakit infeksi.
Prosedur bekerja pun dijalani, mulai dengan cara penggunaan APD yang tepat.
“APD yang lengkap ini dari atas sampai dengan bawah. Jadi, betul-betul harus tertutup,” jelasnya.
Tidak hanya pakaian yang aman, tetapi Nurdiansyah juga menggenakan masker N95 dan kacamata atau google.
Apa yang ia kenakan sudah sesuai dengan standar keamanan yang tinggi sehingga mampu terhindar dari keterpaparan virus corona.
Dalam memonitor pasien, pihak rumah sakit menggunakan kamera pemantau.
Di setiap kamar pasien dilengkapi dengan fasilitas tersebut.
“Nah, di sini, kita bisa melihat kondisi pasien dari monitor. Kita bicara ke pasien lewat monitor, ketika misalnya pasien ada butuh apa, nanti ketika masuk, baru kita lakukan perawatan,” katanya.
Seiring berjalannya waktu, ia mengaku mengalami banyak kisah suka dan duka.
Ia menceritakan salah satunya banyak sekali teman sesama perawat mendapatkan stigma negatif.
Ia pun mengulangi harapanya kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19 ini.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,covid19.go.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Deshinta Nindya A |