Sementara, Tajikistan memberlakukan pembatasan pada perjalanan dan pertemuan publik, serta mengorganisir keramaian dan perayaan.
Banyak dari negara-negara tersebut telah melakukan pembatasan yang ketat agar terhindar dari penyebaran Covid-19 yang terus mengancam.
Jumlah penduduk di negara-negara itu juga tidaklah banyak sehingga kemungkinan dapat menerapkan physical distancing secara lebih optimal.
Mengingat penyebaran virus corona antar manusia terjadi begitu cepat, WHO menganjurkan physical distancing atau menjaga jarak antara diri sendiri dan orang lain.
Bagaimana dengan Indonesia?
Dari hari ke hari, jumlah kasus positif Covid-19 semakin bertambah.
Namun, berbagai upaya mencegah penyebaran virus terus dilakukan, baik dengan gerakan #dirumahaja dan juga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah tertentu.
Memasuki bulan puasa, anjuran untuk tidak mudik juga semakin gencar dikampanyekan.
Saat mudik, bisa saja menyebarkan virus pada orang-orang di kampung halaman.
Apalagi perjalanan mudik yang dilakukan dengan transportasi umum semakin meningkatkan kemungkinan terpapar virus corona dan menularkannya pada orangtua dan keluarga yang dijumpai saat di rumah.
Jadi, sayangi keluarga di kampung halaman dengan tidak mudik.
(*)
Kronologi Ricuhnya Demo Indonesia Gelap, Para Mahasiswa Ancam Bakal Demo Lagi Jika Pemerintah Tak Lakukan ini
Source | : | Kompas.com,sajiansedap.com,covid19.go.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Deshinta Nindya A |