Salah satunya terjadi di RS dr. Karyadi, Semarang.
Sebanyak 46 tenaga medis positif tertular virus corona dari pasien yang tidak jujur.
Kejadian yang sama juga terjadi di Cirebon.
Akibat ketidakjujuran keluarga pasien, sebanyak 21 orang tenaga medis harus menjalani isolasi.
Merespons peristiwa ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berharap, masyarakat untuk jujur dan tidak menutupi kondisinya demi kebaikan semua pihak.
Baca Juga: Unggah Video TikTok Menggemaskan Pakai Lagu Melly Goeslaw, Member TXT Bikin Heboh Fans!
Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler, dan Public Relation Pengurus Besar (PB) IDI dr. Halik Malik mengatakan, masing-masing bisa mengetahui potensi dan risiko serta kemungkinannya tertular virus corona.
"Penyakit Covid-19 bukanlah aib dan tidak ada diskriminasi dalam penanganannnya. Jadi lebih baik terbuka biar nyawa sendiri selamat karena cepat ditangani dan tidak menularkan ke orang lain, karena segera diantisipasi," kata Halik, Selasa (21/4/2020).
"Pemerintah dan semua pihak dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan agar masyarakat bisa menilai diri masing-masing terkait risiko atau kemungkinan menderita Covid-19 berdasarkan gejala, riwayat perjalanan, dan riwayat kontak sebelumnya," lanjut dia.
Menurut dia, mungkin saja ada pasien yang tidak mengetahui apakah dirinya memiliki kemungkinan terinfeksi virus corona karena tidak tidak tahu telah berkontak fisik dengan orang yang terinfeksi.
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,Covid19.go.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |