Banyak penduduk yang meninggal, termasuk ayah dan ibu Maria.
Maria yang ketika itu berusia enam tahun beserta dua saudara kandungnya menjadi yatim piatu.
Impian utama dari tokoh perempuan asal Sulawesi Utara ini adalah pemberdayaan perempuan baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun politik.
Pada usianya yang ke-18, Maria dilamar Jozef Frederik Calusung Walanda, seorang guru yang menempuh pendidikan di Ambon.
Jozef merupakan suami yang suportif dan mendorong kemauan Maria untuk belajar.
Sejak menikah dengan Jozef, nama Maria menjadi Maria Walanda Maramis.
Jozef mengajari Maria bahasa Belanda dan membelikan buku-buku yang penting.
Maria mulai berpikir untuk membebaskan kaum perempuan dari cengkeraman adat yang tidak menguntungkan dan dari pola pendidikan Belanda.
Pada 8 Juli 1917, Maria berhasil mendirikan perkumpulan perempuan yang diberi nama Percintaan Ibu kepada Anak Temurunnya, disingkat PIKAT.
Maria dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan, dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan.
Nurul Qomar Dimakamkan Pagi Ini, Keluarga Ungkap 1 Permintaan Terakhir sang Komedian Soal Pemakaman
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |