Prof Amin menambahkan baik dengan skenario pertama maupun kedua, jumlah pasien positif virus corona, secara total sama. Perbedaannya ada pada jumlah orang yang perlu perawatan di rumah sakit serta waktu masuk pasien ke rumah sakit.
Sebab, kata dia, itu akan memengaruhi kebutuhan tenaga medis dan daya tampung fasilitas layanan kesehatan yang ada.
Apabila jumlah pasien melebihi kapasitas layanan kesehatan, maka bisa dibayangkan seperti yang tampak pada sejumlah foto, banyak pasien tergelatak di koridor rumah sakit.
"Itu yang tidak kita inginkan. Kita bisa gunakan dua skenario ini, tetapi lebih prefer kurvanya yang flat (skenario kedua)," sambung Prof Amin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manakah Skenario Ideal Pandemi Corona di Indonesia, Ahli Jelaskan"
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |