Tidak ada anak yang tidak cerdas.
Setidaknya ada 9 jenis kecerdasan dimiliki anak, yaitu kecerdasan, yaitu bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan ekstensial.
Sembilan kecerdasan ini sering disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence) hasil penelitian Dr Howard Gardner, Harvard University.
Teori ini dapat digunakan sebagai bahan acuan orangtua dalam menggali minat dan bakat anak.
Bisa saja seorang anak tidak cakap dalam berhitung tapi sangat lincah dalam gerak dan olah tubuhnya, sehingga ia sangat berbakat di kegiatan olahraga seperti senam (gymnastic).
Beri ruang eksplorasi
Bila orangtua sudah mengetahui bakat dan minat anak, maka langkah selanjutnya memberikan ruang tepat agar bisa mengekspresikan kemampuan.
Mendekatkan anak dengan orang yang ahli dengan aktivitas yang ia sukai, bergabung dengan perkumpulan yang sesuai bakat dan minat anak adalah salah satu cara memberikan ruang gerak aktif bagi mereka.
Selain itu, eksplorasi bakat dan minat anak juga bisa dilakukan dengan mengikuti berbagai perlombaan sesuai bakat dan minatnya sehingga anak akan semakin percaya diri.
Baca Juga: Usai Putus dari Reino Barack, Luna Maya Ungkap Kriteria Pria Idamannya
Memberi dukungan positif
Hargai setiap usaha yang telah dilakukan anak.
Keluarga dan lingkungan (teman, guru, tetangga) berperan besar dalam pemupukan minat dan bakat anak sejak dini.
Dibutuhkan dukungan positif agar anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal.
Bentuk dukungan bukan hanya secara materi namun terlebih perhatian dan waktu.
Pujian atau apresiasi sederhana dapat memberikan dampak besar dalam mendukung anak mengembangkan minat dan bakatnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Nova |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |