Penelitian pun memperlihatkan bahwa ketika tubuh sedang berpuasa di bulan Ramadhan, kadar asam lambung meningkat, yang ditunjukkan dengan gejala-gejala seperti rasa panas dan "berat" pada lambung, serta mulut asam.
Makanan pemasok serat unggul, seperti kurma, dapat menggerakkan aksi otot, mengaduk-aduk dan memecahnya menjadi partikel-partikel kecil.
Kemudian, mengikat asam-asam empedu dan membuka area antara lambung dengan usus duabelas jari dan pangkal usus halus, serta mengeluarkan sisa pencernaan makanan lewat usus kecil.
“Jadi, kurma sebagai makanan sarat serat dapat membantu mengurangi keasaman lambung dan kelebihan asam-asam empedu.
Karena serat berperan dalam pengeluaran sisa pencernaan makanan, kurma sebagai sumber serat mampu mencegah sembelit,” jelas dia.
Nilai gizi utama kurma
Kurma dapat dimakan langsung dalam keadaan segar atau kering.
Di samping itu, buah tersebut juga dapat digunakan dalam berbagai hidangan, seperti aneka produk roti, permen, es krim, selada, dan sirup.
Di Arab, kurma lazim dikonsumsi bersama hasil olahan susu.
Nilai gizi utama kurma terletak pada kandungan karbohidrat sederhananya, alias gulanya, yang tinggi.
Kandungan karbohidrat kurma berkisar dari sekitar 60 persen pada kurma lembek (kurma yang dipanen saat masih lembek dan mentah) hingga sekitar 70 persen pada kurma kering (kurma yang mengering di pohon, terjemur matahari).
Sebagian besar varietas kurma mengandung gula glukosa atau fruktosa (jenis gula yang dijumpai dalam sebagian besar buah-buahan).
Namun, satu varietasnya yang bernama “deglet nour” hanya mengandung gula sukrosa-dikenal sebagai gula pasir.
Kandungan gulanya yang tinggi dan mudah dicerna ini menyebabkan kurma dapat memberikan energi yang tinggi.
Itulah sebabnya mengapa kurma dianggap sebagai buah yang ideal untuk santapan pembuka puasa.
(*)
Kronologi Ricuhnya Demo Indonesia Gelap, Para Mahasiswa Ancam Bakal Demo Lagi Jika Pemerintah Tak Lakukan ini
Source | : | Kompas.com,intisari |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |