Oleh karena itu, lanjut Guntur, para pemegang saham sepertinya ingin lebih fokus pada bisnis inti mereka masing-masing.
Untuk nasib pengguna sendiri, HOOQ sudah tidak membebankan biaya apapun sejak akhir Maret lalu.
"Sudah tidak ada aktivasi pelanggan baru juga," terang Guntur lebih lanjut.
Hal ini pun tidak hanya berlaku di Indonesia.
Setelah masuk proses likuidasi, HOOQ tidak akan lagi melakukan kerja sama dengan para mitra di berbagai negara lain.
Diblokir Kominfo
Sebagai tambahan informasi, tumbangnya bisnis layanan video on demand seperti HOOQ juga bisa disebabkan oleh situs web streaming ilegal seperti IndoXXI.
Nasib Tata Janeeta Usai Lama Tak Muncul di TV, Kini Banting Setir Buka Warung di Pasar dan Jual Tempe Mendoan Rp 3 Ribu
Source | : | Tribun Medan,Kompas Tekno |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Ayu Wulansari K |