Akhirnya ubur-ubur berhasil dikendalikan dengan menggunakan jaring sebanyak tiga lapis di dekat mesin.
Letak jaring pengaman berada di canal intake, mesin pompa dan depan area mesin.
Nelayan sekitar juga digandeng untuk membantu penanganan dengan menggunakan 7 prahu selama 24 jam dengan 15 personil.
Sementara itu melansir dari Kompas, Peneliti Pertama dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Oksto Ridho Sianturi menyebutkan bahwa fenomena munculnya ribuan ubur-ubur ini dipengaruhi oleh faktor kondisi perairan yang cocok untuk ubur-ubur bertumbuh.
Oksto Ridho Sianturi juga menjelaskan bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan di luar negeri.
"Fenomena ledakan ubur-ubur ini akhir-akhir semakin sering terjadi, baik di Indonesia maupun di negara lain. Tapi, ledakan ini tidak memberikan tanda-tanda tertentu," ujar Ridho saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/4/2020).
"Ledakan ubur-ubur ini dipengaruhi oleh faktor kondisi perairan yang cocok untuk ubur-ubur bertumbuh," sambungnya.
Menurutnya, ada faktor-faktor lain yang juga berpengaruh.
Source | : | Kompas.com,ANTARA News |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko Argina |