Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal bulan Syawal 1441 Hijriah pada Jumat (22/5/2020) ini.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dijadwalkan memimpin langsung sidang tersebut.
Namun, dikarenakan adanya pandemi Covid-19, sidang akan digelar dengan mengikuti protokol kesehatan, sehingga tidak semua pihak terkait hadir secara fisik di kantor Kemenag.
"Isbat awal Syawal digelar 22 Mei 2020," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Ditjen Bimas Islam Agus Salim.
Baca Juga: Yuk Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2020 Anti Ribet dan Estetis untuk Dibagikan Via WhatsApp dan Medsos
Pada bulan Syawal pula atau tepatnya sehari setelah melaksanakan Hari Raya Idul Fitri, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa Syawal.
Hukum melaksanakan puasa Syawal adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan.
Keutamaan menyelesaikan puasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan puasa pada bulan Syawal selama enam hari maka pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun penuh.
Hal tersebut sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
Baca Juga: Panduan Bayar Zakat di Tengah Pandemi Corona, Masihkan Harus Berjabat Tangan?
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim).
Puasa Syawal bisa dilaksanakan mulai tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri, dan dilakukan selama enam hari.
Berikut adalah bacaan niat, tata cara dan ketentuan dalam melaksanakan puasa Syawal:
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âla."
Baca Juga: Doa Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Orang Lain, Disertai Nominal Zakat Fitrah
Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.
Jika lupa melafalkan niat di malam hari, untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Berikut bacaan niat jika melafalkannya di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."
Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.
Tata Cara Puasa Syawal
Tata Cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum.
1. Melafalkan Niat
Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.
2. Makan Sahur
Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.
Namun tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa, dalam artian puasa tetap sah.
3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa
Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.
4. Berbuka Puasa
Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.
Syawal dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, mulai tanggal 2 Syawal yakni sehari setelah Idul Fitri.
Mengenai ketentuannya, Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan bahwa menurut pendapat Imam Ahmad, puasa Syawal boleh dilakukan secara berurutan, boleh pula tidak berurutan.
Dan tidaklah yang berurutan lebih utama daripada yang tidak berurutan.
Sedangkan menurut madzhab Syafi’i dan Hanafi, puasa Syawal lebih utama dilaksanakan secara berurutan sejak tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal.
Berdasarkan pendapat lain, yakni Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu mengatakan, puasa enam hari di bulan Syawal boleh dikerjakan secara terpisah-pisah atau tidak berurutan, tapi lebih afdal berurutan dan langsung setelah hari raya (dikerjakan tanggal 2-7 Syawal).
Jadi, tidak ada madzhab yang tidak memperbolehkan puasa ini di hari lain selain tanggal 2-7, yang penting masih berada di bulan Syawal.
Namun, hendaknya tidak berpuasa khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu karena adanya larangan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Baca Juga: Punya Utang Puasa di Ramadhan 2020? Berikut Niat Mengqadha Puasa yang Wajib Kamu Hapalkan
Para ulama menjelaskan bahwa larangan itu menegaskan makruhnya puasa di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu.
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juga memberikan keterangan bahwa yang paling baik untuk melakukan puasa Syawal adalah dilakukan secara berturut-turut.
Namun jika pun tidak, maka hal itu tidak mengurangi keutamaan puasa Syawal.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Style |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nesiana |