Puncaknya saat Soedarpo tergabung dalam aksi mogok massal bersama kelompok mahasiswa pada Juni 1945.
Soedarpo dan kawan-kawan kemudian dipanggil oleh Sutan Syahrir dan masuk ke dalam jajaran pekerja Kementerian Penerangan di awal kemerdekaan Indonesia, dibawahi Syahrir sebagai perdana menteri.
Dalam buku "Biografi Soedarpo Sastrosatomo" yang dilansir oleh Sosok.ID, disebutkan bahwa kakek Bani ini merupakan penghubung antara Sutan Syahrir dengan Soekarno-Hatta ketika perundingan Linggarjati berlangsung.
Dari sana, karier Soedarpo kemudian berlanjut ke New York, Amerika Serikat, ketika ditugaskan di Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Di AS, Soedarpo dan kawannya Soemitro meminta dukungan pemerintah Amerika untuk kedaulatan Indonesia.
Namun karier Soedarpo di perpolitikan berhenti ketika ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai diplomat.
Soedarpo sempat berkeliling Indonesia selama 3 bulan untuk mengamati bisnis apa yang bisa ia jajaki ketika keluar dari dunia politik.
Nasib baik berpihak pada Soedarpo, dengan usaha keras dan kegigihan luar biasa, ia kemudian mendirikan PT Samudera Indonesia.
Soedarpo kemudian mengasuh PT Samudera Indonesia hingga kemudian menjadi perusahaan besar, dan bahkan kini diperhitungkan di kancah internasional.
Tercatat, aset kekayaan bisnis keluarga Soedarpo pernah meraih peringkat 37 keluarga terkaya di Indonesia versi Forbes 2006.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul, Termasuk Keluarga Terkaya di Indonesia, Kakek Mertua Lulu Tobing Ternyata Tokoh Penting Kemerdekaan RI Sebelum Banting Setir Jadi Raja Kapal Nusantara
(*)
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nopsi Marga |