Grid.ID - Pernikahan artis senior Lulu Tobing tahun 2019 lalu sempat menghebohkan publik.
Bagaimana tidak? Selama menjalin kedekatan dengan Bani M Mulia, tak banyak media yang memberitakan.
Namun, secara tiba-tiba Lulu Tobing mengunggah potret hitam putih bersama Bani M Mulia. Keduanya terlihat sangat mesra.
Dalam foto tersebut, Lulu Tobing tampak cantik mengenakan kebaya warna putih.
Sementara itu, Bani Mulia terlihat memeluk Lulu dari belakang, mengenakan baju koko dan kalung dari roncean bunga melati.
Sebagaimana diberitakan oleh Kompas.com, foto itu diunggah Lulu pada Sabtu (24/8/2019) kemarin.
Tak banyak deskripsi, dalam foto berdua mereka Lulu hanya membubuhkan emoji hati.
Namun, melihat dari postingan di akun Instagram Happy Salma yang diunggah pada hari yang sama, tampaknya memang benar bahwa itu adalah momen sakral pernikahan Lulu Tobing dan Bani Mulia.
"Panitia among tamu untuk dua manusia yang aku sayang.
"Bersamalah dalam suka duka selalu, selamanya," tulis Happy dalam postingannya.
Tentu saja ucapan selamat mengalir dari sahabat, kerabat, dan fans di dalam postingan Lulu Tobing dan Happy Salma.
Tak sedikit yang berbahagia karena Lulu akhirnya melepas masa lajang untuk kedua kalinya.
Sebagaimana yang diketahui, sebelumnya Lulu sudah pernah menikah dengan seorang anggota Keluarga Cendana, Danny Bimo Hendro Utomo.
Danny merupakan anak dari Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, salah satu putri dari Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Lepas dari Keluarga Cendana pada sekitar tahun 2016, Lulu pun menemukan tambatan hati yang baru.
Pria beruntung tersebut bernama Bani M Mulia.
View this post on Instagram
Tak main-main, Bani ternyata juga berasal dari keluarga yang tak kalah berpengaruh dari Keluarga Cendana.
Adalah sosok Soedarpo Sastrosatomo, kakek dari Bani yang ternyata sosok penting di dalam masa kemerdekaan Indonesia.
Sebagaimana diberitakan oleh Sosok.ID, Soedarpo adalah seorang diplomat ulung dan juru runding di beberapa perjanjian saat awal kemerdekaan Indonesia.
Sepak terjang Soedarpo di perpolitikan Indonesia dimulai sejak ia bersekolah di Ika Daigaku (Fakultas Kedokteran UI pada masa pendudukan Jepang).
Di sana, Soedarpo dan kawan seperjuangannya sering melancarkan aksi protes terhadap Jepang.
Puncaknya saat Soedarpo tergabung dalam aksi mogok massal bersama kelompok mahasiswa pada Juni 1945.
Soedarpo dan kawan-kawan kemudian dipanggil oleh Sutan Syahrir dan masuk ke dalam jajaran pekerja Kementerian Penerangan di awal kemerdekaan Indonesia, dibawahi Syahrir sebagai perdana menteri.
Dalam buku "Biografi Soedarpo Sastrosatomo" yang dilansir oleh Sosok.ID, disebutkan bahwa kakek Bani ini merupakan penghubung antara Sutan Syahrir dengan Soekarno-Hatta ketika perundingan Linggarjati berlangsung.
Dari sana, karier Soedarpo kemudian berlanjut ke New York, Amerika Serikat, ketika ditugaskan di Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Di AS, Soedarpo dan kawannya Soemitro meminta dukungan pemerintah Amerika untuk kedaulatan Indonesia.
Namun karier Soedarpo di perpolitikan berhenti ketika ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai diplomat.
Soedarpo sempat berkeliling Indonesia selama 3 bulan untuk mengamati bisnis apa yang bisa ia jajaki ketika keluar dari dunia politik.
Nasib baik berpihak pada Soedarpo, dengan usaha keras dan kegigihan luar biasa, ia kemudian mendirikan PT Samudera Indonesia.
Soedarpo kemudian mengasuh PT Samudera Indonesia hingga kemudian menjadi perusahaan besar, dan bahkan kini diperhitungkan di kancah internasional.
Tercatat, aset kekayaan bisnis keluarga Soedarpo pernah meraih peringkat 37 keluarga terkaya di Indonesia versi Forbes 2006.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul, Termasuk Keluarga Terkaya di Indonesia, Kakek Mertua Lulu Tobing Ternyata Tokoh Penting Kemerdekaan RI Sebelum Banting Setir Jadi Raja Kapal Nusantara
(*)
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nopsi Marga |