Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Indonesia tengah menuju new normal life era alias era normal yang baru.
Presiden Joko Widodo menyebutkan, aparat TNI-Polri akan dikerahkan di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota dalam rangka new normal.
Personel TNI-Polri tersebut akan menjaga tempat umum dan pusat keramaian untuk memastikan bahwa masyarakat menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona.
"Hari ini telah dimulai TNI-Polri polri menggelar pasukan dan aparat di 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota," dikutip Grid.ID dari Kompas.com saat Presiden Joko Widodo meninjau persiapan new normal di Mal Summarecon Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020).
Jokowi ingin masyarakat bisa beraktivitas secara produktif, tetapi terhindar dari Covid-19.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup.
"Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktivitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah," kata Wiku.
Lebih lanjut, bagaimana kriteria new normal atau kenormalan baru ini?
Kapan bisa diterapkan?
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai, new normal dapat diterapkan bila suatu daerah atau negara telah memenuhi beberapa kriteria.
Hal itu serupa dengan yang pernah dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Kriteria yang paling saya soroti karena kontribusinya yang besar adalah pemahaman dan peran serta masyarakat terhadap upaya pencegahan Covid-19. Kontribusi perubahan perilaku masyarakat dalam pengendalian Covid-19 adalah sebesar 80 persen," kata Dicky seperti tertulis di Kompas.com, Rabu (27/5/2020).
Namun, upaya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat ini yang menurutnya masih belum berhasil secara optimal.
Terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang tidak mengindahkan upaya pencegahan baik di tempat-tempat umum atau tempat lainnya.
Beberapa kriteria yang disinggung Dicky tadi adalah sebagai berikut:
"Perlu edukasi yang masif ditujukan kepada mereka, masyarakat, institusi-institusi seperti perkantoran, sekolahan, pasar, mal, dan lain sebagainya," jelas Dicky.
Pola-pola baru itu dibuat dan diterapkan di setiap lokasi umum, perkantoran, dan tempat yang biasa digunakan masyarakat untuk berkumpul.
"Tapi, itu harus didukung sarana dan prasarana. Misal adanya wastafel yang memadai di sekolah, penyediaan masker di tempat umum, dan sebagainya," ungkapnya.
Dicky mengungkapkan, penurunan jumlah pasien akibat Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dalam tujuh hari juga masuk kriteria new normal dapat diterapkan.
"Lalu, juga nihilnya kasus kematian dalam tiga hari terakhir," papar Dicky.
Ketika disinggung apakah beberapa wilayah di Indonesia sudah siap menjalankan new normal, Dicky menjawab belum.
Kendati belum saatnya untuk dijalankan, edukasi dan sosialisasi mengenai new normal harus mulai dilakukan sejak saat ini.
Dokter sekaligus influencer, Tirta Mandira Hudhi, turut menyinggung kesiapan new normal di Indonesia.
Dia menegaskan istilah new normal atau normal baru tidak serta-merta bahwa Covid-19 hilang total.
Menurutnya, new normal adalah gaya adaptasi baru untuk menghadapi Covid-19, meskipun dia membuat disclaimer apakah new normal ini ada atau tidak, dilaksanakan atau sebaliknya.
"Covid-19 hanya bisa dikontrol, itu adalah sesuatu yang kita harus tahu bahwa banyak netizen bertanya kapan Covid-19 hilang. Saya bilang tidak bisa hilang layaknya TBC, DBD, Malaria, HIV, hepatitis dan lain-lainnya," ujarnya.
Dengan new normal, masyarakat akan memesan bahan pangan atau makanan yang higienis.
Bahkan, dari pengalaman pribadinya yang kini bertugas sebagai relawan medis Gugus Tugas, Tirta menemukan ada seorang driver ojek daring yang mengantarkan makanannya, dilengkapi dengan pembatas atau sekat plastik.
"Let say ada restoran buka, kan ada meja-mejanya, adaptasi barunya sekarang setiap meja dikasih celah plastik," ujarnya.
Dengan new normal ini, Tirta berujar bahwa semua orang harus melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
(*)
Kronologi Miris Siswa SD Duduk di Lantai Gara-gara Nunggak SPP, Tunggu Dana BOS dan KIP Cair
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |