Wanita hamil yang terinfeksi dan sembuh dari ebola bisa menurunkan virus tersebut kepada bayi atau janinnya lewat ASI dan jaringan di dalam rahim.
Sejarah Virus Ebola
Tertulis di laman resmi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, ebola kali pertama muncul pada 1976 silam.
Kala itu wabah ebola merebak di dua tempat sekaligus, yakni di wilayah Yambuku (Republik Demokratik Kongo) dan Nzara (Sudan Selatan).
Wabah pertama di Yambuku terjadi di sebuah desa di dekat Sungai Ebola.
Nama sungai ini kemudian dijadikan nama virus ini.
Wabah kedua muncul di wilayah Sudan Selatan.
Baca Juga: Bantu Tangani Pandemi Virus Corona, Aktris Jennifer Aniston Lelang Foto Tanpa Busana!
Lokasi wabah kedua dari yang pertama berjarak sekitar 850 kilometer.
Semula, pejabat kesehatan setempat menganggap kedua wabah ini berasal dari satu jenis virus ebola yang menular saat penderita mengunjungi tempat merebaknya penyakit.
Selanjutnya, ilmuwan baru menemukan kedua wabah itu berasal dari dua jenis virus ebola yang berbeda.
Yakni, Zaire ebolavirus and Sudan ebolavirus.
Setelah kejadian tersebut, ilmuwan menyimpulkan, virus di dua tempat berjarak ratusan kilometer itu berasal dari sumber virus berbeda dan sama-sama menyebar di wilayah terdampak.
Merujuk data virus dan epidemiologi, virus ebola diperkirakan telah lama ada, jauh sebelum wabah tercatat kali pertama.
Faktor-faktor seperti pertumbuhan populasi, perambahan hutan, interaksi termasuk mengonsumsi satwa liar memengaruhi penyebaran ebola di Afrika.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |