Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Bagi orang yang bekerja di gedung tinggi, lift adalah kebutuhan.
Namun, karena penularan virus corona masih membayangi, muncul kekhawatiran jika harus berada di lift bersama banyak orang.
Baik pusat perbelanjaan maupun gedung kantoran sudah berinovasi menyesuaikan keadaan pandemi Covid-19.
Misalnya, pusat perbelanjaan di Surabaya yang mengimbau pengunjung dalam pencegahan virus corona atau Covid-19.
Beberapa strategi penggunaan fasilitas mulai dari penggunaan lift, masjid hingga area food court.
Imbauan-imbauan tersebut digencarkan di media sosial masing-masing mulai dari Royal Plaza Surabaya, Tunjungan Plaza, Pakuwon Mall, Surabaya Town Square dan pusat perbelanjaan lainnya.
Penerapan social distancing di mall Surabaya turut dilakukan dengan memberlakukan lift maksimal delapan orang.
Selain itu, penanda berwarna kuning persegi sebagai batas antar pengguna dan pengguna diimbau untuk berdiri menghadap dinding lift.
"Royal plaza telah membuat social distancing di dalam lift, setiap lift kami batasi maksimal delapan orang saja. Kami mohon maaf apabila protap dari pemerintah yang kami jalankan membuat tidak nyaman."
"Ini kami lakukan untuk mendukung pencegahan penyebaran corona," tulis akun Royal Plaza Surabaya, Kamis (19/3/2020).
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pun menerapkan demikian.
Salah satu perubahan itu terlihat di lift, yakni pengunjung tak perlu lagi menekan tombol dengan tangannya.
Tindakan itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona di tempat publik.
"Maka dari itu saat ini digunakan lift pedal kaki," ujar Febri seperti dikutip Grid.ID dari Warta Kota.
Baca Juga: Menguak Fakta Efek Jangka Panjang Pasien Covid-19, Ternyata Paru-paru akan Mengalami Hal Ini
Dengan berbagai kondisi ini memang kita harus berada di kotak sempit lift bersama orang lain, tetapi kondisi ini akan membuat lebih aman dari risiko Covid-19.
Yang perlu diketahui, ada dua cara Covid-19 menyebar di dalam lift, yakni dari orang yang naik lift atau pun partikel droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi dan menempel di permukaan.
Virus corona dapat bertahan di udara dalam hitungan menit sampai satu jam dan berhari-hari di permukaan yang banyak disentuh orang seperti dinding atau tombol lift.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, rata-rata kita hanya butuh waktu yang singkat naik lift, sehingga risiko penularan patogen pun menjadi rendah.
Virus corona cenderung lebih menular jika kita melakukan kontak dengan orang lain dalam waktu lebih lama.
Para pakar juga menegaskan bahwa risiko penularan langsung dari orang lain di dalam lift relatif rendah selama kita menerapkan protokol kesehatan standar.
Penelitian di Korea Selatan mengenai penyebaran virus juga mengungkap bahwa lift bukan tempat paling berbahaya di dalam gedung yang sibuk.
Risiko terbesar justru terjadi antar pekerja yang berada di ruangan kerja yang sama.
“Risiko penularan dari naik lift memang rendah, tapi tetaplah melakukan tindakan pencegahan. Selalu gunakan masker atau pelindung wajah,” saran pakar penyakit menular Dr.Simone Wildes.
Penelitian baru-baru ini juga membuktikan pentingnya pemakaian masker di masa pandemi.
Jika separuh atau lebih populasi menggunakan masker, angka penularan virus akan turun drastis.
Tips lain untuk mengurangi risiko penularan adalah menghindari lift yang penuh, berdiri di sudut berlawanan dengan orang lain, serta jika memungkinkan gunakan tangga sebagai alternatif.
Jangan lupa untuk mematuhi etika di lift, yaitu menutup mulut ketika batuk, bersin, atau pun tidak berbicara dengan suara keras karena hal ini akan membuat droplet lebih banyak keluar.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,Wartakota,Tribun Jatim |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |