"Semua demi harapan yang baik agar virus corona segera musnah dari bumi. Terserah orang mau bilang apa, kami ikhlas kok," tutur Kristanto.
Meski, ia tak pernah mendapat bayaran sebagai relawan pemulasaran jenazah pasien Covid-19 namun Kristanto tetap bersyukur.
Pasalnya, ia masih tetap bisa menghidupi keluarganya dengan bekerja serabutan.
"Alhamdulillah saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dengan kerja serabutan," tuturnya.
Sebagai relawan pemulasaraan jenazah Covid-19, Kristanto sadar betul akan bahaya yang mengintainya.
Oleh karena itu, bapak dua anak ini terpaksa membatasi interaksi dengan keluarganya.
"Saya mengerti, ketika saya bekerja memakai APD lengkap termasuk baju hazmat tak akan tertular,"
"Tapi ini menyangkut nyawa keluarga, jadi lebih baik saya jauh-jauh dulu dengan keluarga," tutur Kristanto.
Bahkan selama 28 hari belakangan, ia sampai melakukan isolasi mandiri di sebuah tangki air di kantor BPBD Kudus.
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Deshinta Nindya A |