Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Di tengah carut marut kondisi perekonomian akibat pandemi Covid-19, ternyata masih ada orang yang memiliki jiwa sosial tinggi untuk berkorban demi sesama.
Salah satunya adalah Kristanto Eko Wibowo, warga Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kudus.
Pria 39 tahun ini memilih jalan berbeda dari orang-orang pada umumnya dengan menjadi relawan pemulasaran jenazah pasien Covid-19.
Sulit dimengerti memang alasan relawan-relawan seperti Kristanto ini memilih untuk mengobarkan pekerjaan dan keluarganya demi menjalani misi kemanusiaan.
Namun, bagi Kristanto mengikuti kegiatan relawan bencana sudah menjadi panggilan jiwanya sejak di bangku SMA.
"Hingga akhirnya saya terpanggil menjadi relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 ketika banyak rumah sakit yang kesulitan menanganinya,"
"Banyak yang takut dengan pekerjaan ini. Yang paling menyedihkan saat tidak ada tim dari desa yang ikut membantu di kuburan, sehingga harus sendiri yang menguruk," ungkap Kristanto, seperru yang dikutip dari Kompas.com.
Ia yakin, di balik misi kemanusiaan yang tengah dijalaninya ini, semua tidak akan berakhir sia-sia.
Baik dirinya, keluarga ataupun masyarakat akan diganjar dengan hikmah yang besar.
"Semua demi harapan yang baik agar virus corona segera musnah dari bumi. Terserah orang mau bilang apa, kami ikhlas kok," tutur Kristanto.
Meski, ia tak pernah mendapat bayaran sebagai relawan pemulasaran jenazah pasien Covid-19 namun Kristanto tetap bersyukur.
Pasalnya, ia masih tetap bisa menghidupi keluarganya dengan bekerja serabutan.
"Alhamdulillah saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dengan kerja serabutan," tuturnya.
Sebagai relawan pemulasaraan jenazah Covid-19, Kristanto sadar betul akan bahaya yang mengintainya.
Oleh karena itu, bapak dua anak ini terpaksa membatasi interaksi dengan keluarganya.
"Saya mengerti, ketika saya bekerja memakai APD lengkap termasuk baju hazmat tak akan tertular,"
"Tapi ini menyangkut nyawa keluarga, jadi lebih baik saya jauh-jauh dulu dengan keluarga," tutur Kristanto.
Bahkan selama 28 hari belakangan, ia sampai melakukan isolasi mandiri di sebuah tangki air di kantor BPBD Kudus.
"Inisiatif sendiri daripada membawa penyakit untuk anak, istri, dan orang tua. Saya pun lebih banyak tidur di toren atau tangki air kosong berukuran besar di BPBD Kudus,"
"Selama 28 hari, hampir sebulan tak pulang," tutur Kristanto.
Yang Dilakukan Mahasiswa UNS
Menjadi relawan penanganan Covid-19 bisa dengan berbagai cara.
Seperti yang dilakukan kelompok-kelompok KKN Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) ini.
Melansir dari Tribun Jogja, program-program KKN yang biasanya dilaksanakan untuk membangun desa-desa tertinggal disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini.
KKN UNS pun dilakukan secara individu dengan bertemakan relawan Covid-19.
Nantinya, mahasiswa-mahasiswa UNS ini akan melakukan ajang sosialisasi serta kampanye pencegahan Covid-19 di lingkungan tempat tinggal mereka.
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Arif Budhi Suryanto |
Editor | : | Deshinta Nindya A |