Perubahan payudara menjadi jaringan yang fibrokistik umumnya dianggap normal dan bisa terjadi pada sebagian besar wanita.
Payudara fibrokistik sering terjadi pada wanita usia 20-50 tahun, dan jarang sekali dilaporkan pada wanita menopause kecuali yang mendapatkan terapi hormonal.
Payudara jenis fibrokistik kemungkinan disebabkan oleh faktor perubahan hormonal terutama hormon estrogen.
Payudara fibrokistik ini biasanya tidak memiliki gejala, tapi pada beberapa wanita juga muncul gejala tumor payudara seperti kebas, tidak nyaman, dan nyeri terutama di daerah payudara bagian atas.
3. Nekrosis lemak
Penyebab tumor payudara jenis ini adalah rusaknya jaringan lemak di payudara.
Kondisi tersebut bisa disebabkan secara spontan karena cedera atau terapi radiasi.
Nekrosis lemak lebih tinggi risikonya pada wanita-wanita yang memiliki payudara besar dibandingan dengan wanita dengan ukuran payudara yang kecil.
Pada umumnya, nekrosis lemak pada payudara tidak memerlukan penanganan khusus.
Namun, jika pasien mengalami ketidaknyamanan bisa dilakukan penanganan dengan beberapa metode bedah payudara seperti mastektomi, biopsi payudara, rekonstruksi payudara, lumpektomi, dan pengecilan payudara.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika menemukan benjolan di payudara?
Jangan panik dan langsung berpikir yang tidak-tidak saat merasakan adanya benjolan di payudara.
Tidak semua benjolan di payudara adalah pertanda kanker.
Dalam kondisi tertentu, benjolan di payudara mungkin sebatas gumpalan non-kanker yang disebabkan oleh kadar hormon tidak seimbang, tumor jinak, atau cedera.
Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika melihat atau merasakan adanya benjolan, apalagi jika tak kunjung hilang dan membesar selama lebih dari satu siklus haid.
(*)
Anaknya Pergoki Suami Selingkuh di Rumah Saat Ia Pergi Umroh, Selebgram Ini Akhirnya Usir Meski Belum Cerai: Temenin Tuh Pacar Lu
Source | : | Kompas.com,Sajian Sedap,manado.tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |