Namun karena desakan ekonomi, uang tersebut dipakai ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hingga membuat Suroto dan kemudian terlibat masalah kriminal.
"Setelah keluar dari penjara itu dia sempat bertingkah aneh. Pernah ratusan bambu dijadikan tiang pancang mengelilingi rumahnya," kata Sujono.
Setelah kejadian tersebut, Suroto sempat beberapa kali mengamuk, namun tak berlangsung lama hingga saat masa erupsi Gunung Merapi ia tiba-tiba tiduran lagi.
"Matanya selalu tertutup, kalau secara fisik dia sehat. Kalau ada orang asing dia menutup muka dengan sarung atau tikar," jelas Sujono.
Selama 10 tahun tersebut, Suroto tidur beralas galar atau bambu yang ditata dan dilengkapi tikar.
Dia tidak memakai bantal karena rambutnya yang gembel sepunggung, dijadikan alas kepala.
Sementara Ardian Kurniawan Santoso dari Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI- ACT) Salatiga, mengatakan setelah memotong rambut dan kuku Suroto, lalu dikenakan pakaian pantas pakai.
"Tadi juga dimandikan agar lebih segar. Tapi saat ini memang belum bisa berkomunikasi," ungkapnya.
Saat pertama bertemu Suroto, lanjutnya, lelaki tersebut meneteskan air mata.
"Seperti mau berbicara tapi tertahan. Nanti secara perlahan diajak berkomunikasi dan dirawat, agar bisa kembali normal," kata Ardian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Suroto, 10 Tahun Tiduran, Mata Terpejam dan Makan Tiga Hari Sekali
(*)
Berhasil Rebut Lolly dari Vadel, Nikita Mirzani Ngaku Nangis dan Teringat Nasihat dari Para Ustaz
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |