Hal ini disebabkan oleh sulitnya mempelajari subjek yang sensitif seperti itu, variasi definisi dan kriteria diagnostik, juga kurangnya penelitian historis tentang kesehatan kewanitaan.
Pada tahun 2011, lebih dari 80 peneliti berkumpul untuk konferensi tentang penelitian vulvodynia di Institut Kesehatan Anak dan Pengembangan Manusia di AS.
"Para peserta konferensi sepakat bahwa basis bukti untuk penelitian vulvodynia jarang, dan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk membentuk konsensus tentang metode diagnosis dan pengobatan yang lebih disukai," mereka menyimpulkan.
Dikutip Grid.ID dari Tribun Jambi, yang perlu untuk diketahui, vulvodynia adalah sindrom nyeri kronis pada vagina yang datang tanpa peringatan dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Ciri vagina depresi seperti terbakar, menyengat, gatal, berdenyut, bengkak, nyeri yang teramat menyakitkan.
Memang penyebab vagina depresi atau vulvodynia tidak bisa dikenali dan diketahui hingga saat ini.
Tapi, rasa sakitnya sangat nyata.
“Biasanya kita melakukan tes dengan kapas lalu menerapkan tekanan ke berbagai daerah vagina dan meminta pasien untuk mengevaluasi keparahan rasa sakit saat disentuh,” jelas Sherry Ross, MD., ahli kesehatan perempuan di Santa Monica, California.
Diagnosis bisa sangat sulit, karena vagina terlihat normal saat pemeriksaan.
Meskipun tidak ada obat untuk vulvodynia, ada perawatan yang bisa dilakukan.
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |