"Karena panik, ia langsung menarik tubuh bayinya. Sayangnya, bayi keluar tanpa kepala," terang Margono.
Setelah itu, EK justru meletakkan bayinya di dalam plastik merah dan digantungkan di atap WC.
Pada keesokan harinya, EK baru pergi ke Watublapi untuk menemui bidan desa untuk meminta pertolongan.
"Di puskesmas, tenaga medis pun mengeluarkan kepala dan ari-ari yang tertinggal dalam rahim," ujar Margono.
Margono mengatakan, pukul 10.00 Wita, EK kembali ke kampung halamannya di Kajowair.
Sebelumnya, Margono menduga EK mengalami kelelahan akibat mengikuti acara yang ada di rumah saudaranya.
Sehari sebelum melahirkan EK, sejak pagi hingga pukul 19.00 Wita membantu acara di rumah saudaranya itu.
Setelah selesai acara, EK dikabarkan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sambil menggendong anaknya yang berusia tiga tahun.
Saat itu EK disebutkan menempuh jarak sekitar 500 meter dengan medan naik turun menuju rumahnya.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |