Grid.ID - Seorang wanita penderita kanker lidah di Boyolali harus menerima kenyataan pahit usai ditipu suami sendiri.
Sang suami diketahui menggunakan uang donasi senilai Rp 50 juta yang seharusnya untuk operasi kanker lidah yang dialaminya.
Namun bukannya diberikan kepada sang istri yang tengah sakit kanker lidah, uang donasi justru digunakan sang suami untuk membeli sapi dan motor.
Semula viral curhatan wanita bernama Sukinem penderita kanker lidah yang mengaku hanya disuruh berfoto dengan kertas donasi tanpa sekalipun menerima uang.
Bahkan, suami Kinem yaitu Nursam sempat mengaku juga tak menerima uang dari para donasi.
Akan tetapi, pernyataan tersebut belakangan diklarifikasi kembali oleh Nursam yang ternyata telah membelanjakan uang donasi.
"Saya sudah menerima bantuan berwujud uang ataupun barang," kata Nursam ditemui di rumahnya Gilirejo RT 002, RW 005, Desa Gunungsari, Wonosamudro, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (18/7/2020) seperti dilansir Grid.ID dari laman Tribunnewsmakers.com, pada Minggu (19/7/2020).
Nursam pun langsung meminta maaf kepada para donatur dan masyarakat karena telah berbohong.
Baca Juga: Istrinya Menderita Kanker, Suami Justru Belanjakan Uang Donasi Untuk Beli Sapi dan Motor
"Para donatur, relawan saya mohon maaf atas kesalahan saya," ucapnya lagi.
Nursam akhirnya mengaku telah membelanjakan uang donatur yang diterimanya sekitar Rp 50 juta.
"Uangnya sudah saya belanjakan semua. Seingat saya sekitar Rp 50 juta ada. Buat keperluan sehari-hari, beli sapi dua ekor. Sapi sudah dijual," terang Nursam.
Ia mengaku nekat melakukannya lantaran untuk kebutuhan sehari-hari usai sang istri sembuh.
"Pertimbangannya nanti seandainya istri saya sembuh kan buat kebutuhan sehari-harinya, buat anak sekolah, buat lain-lain," imbuhnya.
Selain itu, Nursam juga mengaku nekat berbohong dan menggunakan uang donasi lantaran sang istri tak kunjung menjalani operasi meski sudah 2 minggu berada di rumah sakit.
Pasalnya, sekitar dua tahun lalu Kiner dirawat selama 14 hari di RS Moewardi Solo, tetapi tidak kunjung mendapat tindakan medis.
"Hanya tiduran di kamar, tidak jadi dioperasi karena kondisi drop," ungkap Nursam.
Melansir dari laman Kompas.com, kasus ibu Kinem penderita kanker lidah ini telah lama terjadi.
Hal ini seperti penuturan Sujatmoko, petugas Puskesmas Wonosamudro sekaligus perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
"Pertama saya menemukan kasus Mbak Kinem itu sekitar tahun 2009. Itu Mbak Kinem dalam keadaan hamil.
Dengan kondisi ini kami dan teman-teman berusaha support dan ada sedikit bantuan waktu berupa susu. Dari teman-teman donasi kumpulkan untuk beli sembako," terang Sujatmoko.
Baca Juga: Hati-hati Berisiko Kanker! Begini Cara Bedakan Ayam Tiren dan Ayam Segar
Sujatmoko juga menuturkan, di tahun 2019 pihak dinas kesehatan Provinsi Jateng langsung turun tangan melihat kondisi Kinem.
"Dari waktu itu Mbak Kinem hamil anak ketiga kayaknya, kami menyarankan untuk steril saja melihat kondisi Mbak Kinem seperti itu.
Dia kita antar ke rumah sakit untuk bisa bersalin, tapi beliaunya menolak yang di Salatiga," ungkapnya.
"Kemudian viral lagi. Dari Dinas Provinsi minta kita sebenarnya susah dibantu apa saja dari kita gitu.
Kita sudah memberikan jaminan anak untuk sekolah, KIP, KIS. Usaha dari desa juga membantu sehingga sudah dapat fasilitas dari BPJS juga," kata dia.
Sujatmoko menuturkan pihaknya bahkan mengantarkan sampai ke rumah sakit di Solo, tapi pihak keluarga menolak tindakan operasi lantaran kondisi Kinem lemah.
"Kita antar juga ke Solo. Bahkan kondisi Mbak Kinem drop. Sehingga dari keluarga, suami Mbak Kinem untuk pulang paksa menolak tindakan operasi," ujarnya.
Pihak rumah sakit juga menolak melakukan tindakan operasi terlebih kondisi fisik Kinem tidak baik.
"Karena ini sudah di luar batas wewenang kita, ya kita memantau secara fisik saja. Untuk dalam pengobatan penyembuhan dengan kondisi seperti ini tidak mungkin buat kami.
Sepertinya kesimpulan yang terakhir dari rumah sakot di Solo tidak berani angkat penyakitnya. Karena sudah berisiko," pungkas Sujatmoko.
Sementara itu, Kaur Kesra Perangkat Desa Gunungsari, Wonosamudro Trijatmiko mengatakan keluarga Nursam telah terdaftar sebagai penerima bantuan pemerintah, baik bantuan berupa PKH, non tunai, KIS, dan KIP.
"Bantuan sosial ada. Sudah banyak. Seperti bantuan PKH, non tunai ada, KIS dan KIP ada. Secara keseluruhan sudah diperhatikan," kata Trijatmiko.
Trijatmiko pun mengaku prihatin dengan sikap salah satu warganya tersebut.
"Tadi sudah ditanyakan sendiri ternyata Bapak Nursam sudah menerimanya (bantuan). Bahkan bikin beli sapi, motor dan yang lainnya.
Ternyata kemarin itu sangat disayangkan apa yang disampaikan itu bisa menimbulkan fitnah. Sudah banyak bantuan yang diberikan berwujud sembako, uang," pungkas Trijatmiko. (*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Kompas.com,Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Novita |
Editor | : | Novita |