Namun, Ipung menyayangkan tindakan tersebut lantaran ekosistem dan habitat sang monyet justru dirugikan.
Kendati demikian, warga sekitar akhirnya membuat komunitas peduli monyet untuk melindungi keberadaan mamalia tersebut.
Sehingga keberadaan monyet dapat dilindungi dan dapat diselamatkan.
"Komunitas ini baru seminggu, dari dulu riwayat monyet sudah banyak disini. Komunitas ini inisiatif karena peduli terhadap keberadaan monyet itu, mudah-mudahan ke depan bisa beradaptasi," katanya.
Sementara itu melansir dari Kompas.com, petani di kawasan Kabupaten Gunungkidul, Daerah istimewa Yogyakarta juga terlibat konflik dengan monyet ekor panjang.
Setiap hari puluhan monyet ekor panjang dikabarkan menyambangi ladang penduduk dan mengambil sejumlah tanaman yang hendak dipanen.
"Sudah sekitar lima sampai enam tahun terakhir serangan monyet terjadi, dan turun saat seperti ini hampir panen kacang sejak beberapa pekan. Kalau datang rombongan bisa 50-an ekor," jelas Daldiyo selaku Jogo Boyo (keamanan desa), Kelurahan Kemadang.
Meski demikian, para petani dan warga tidak berani membunuh atau melukai kawanan monyet tersebut.
Biasanya mereka hanya menakut-nakuti monyet itu dengan menggunakan mercon. (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |